Niat Puasa Asyura dan Puasa Tasu’a Bulan Muharram – Pada kesempatan kali ini kami Duta Dakwah akan menerangkan tentang Puasa sunnah pada bulan Muharram tanggal Sembilan dan tanggal sepuluh.
Niat Puasa Asyura dan Puasa Tasu’a Bulan Muharram
Dan untuk lebih jelasnya mari kita ikuti saja penjelasan Dutadakwah mengenai perihal kesunahannya Puasa Asyura dan Tasu’a:
Mukodimah
السّلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيْمِ، الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَ صَلَّى اللهُ وَ سَلَّمَ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَ عَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، وَبَعْدُ
Segala Puji bagi Allah, Sholawat dan Salam semoga senantiasa tercurahkan atas Rosulillahi sollallahu ‘alaihi wa sallam.
Bulan Muharram
Bulan Muharram adalah bulan yang dimuliyakan sebagaimana yang sudah pernah kami sampaikan pada pembahasan yang lalu.Dalam tahun Hijryah bulan Muharram hitungan dalam satu tahun adalah bulan satu, sedangkan bulan dua belasnya adalah bulan Dzul Hijjah. Allah SWT berfurman:
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ ۚ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ (٣٦) التوبة
Artinya: Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram . Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa. (QS. at-Taubah, 36)
Adapu di antara empat bulan yang haram itu sebagaimana yang kami baca dalam Madzahibul-arba’ah sebagai berikut:
أَمَّا الْأَشْهُرُ الْحُرُمِ وَهِيَ أَرْبَعٌ : ثَلَاثَةٌ مُتَوَالِيَّةٌ. وَهِيَ ذُوْ الْقَعْدَةِ وَذُوْ الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ، وَوَاحِدٌ مُنْفَرِدٌ. وَهُوَ رَجَبُ، فَإِنَّ صِيَامَهَا مَنْدُوْبٌ عِنْدَ ثَلَاثَةِ مِنَ الْأَئِمَةِ. وَخَالَفَ الْحَنَفِيَّةُ
Adapun bulan-bulan haram itu adalah yang termasuk bulan yang empat, tiga bulan berturut-turut, yaitu: Dzul-Qo’dah, Dzul-Hijjah dan Muharam. Kemudian yang satu bulannya lagi itu terpencil yaitu bulan Rajab, Maka sesungguhnya puasa pada bulan tersebut itu dianjurkan menurut tiga Imam (yaitu Maliki, Syafi’i dan Hambali) kecuali Hanafi. Kutipan dari Kita Madzhibul Arba’ah Jilid 1 halaman 431 Bab Shaumu Rojab wa Sya’ban wa Baqiyatil-Asyhuril-haram.
Dalil Puasa Muharaam
Dalam Kitab Riyadhus Sholihin Bab Menerangkan Keutamaan Puasa Bulan Muharram dan Bulan Sya’ban halaman 313 diterangkan sebagai berikut:
عن أبي هريرة رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ قَالَ، قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم: أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمِ، وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيْضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ، رَوَاهُ مُسلِمٌ
Artinya: Dari Abu Hurairah r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Seutama-utama berpuasa sesudah bulan Ramadhan ialah dalam bulan Allah yang dimuliakan – yakni Muharram – dan seutama-utama sholat sesudah sholat wajib ialah sholatullail – yakni sholat sunnah di waktu malam.” (Riwayat Muslim) Kutipan dari Riyadhus Sholihin no. 1243.
Jika kita perhatikan inti dari makna hadits tersebut menurut pendapat kami bahwa puasa pada bulan-bulan Muharram itu ada keutamaannya sesuai dengan teks makna hadits, dan disitu tidak disebutkan tanggalnya, berarti ini mempunyai pengertian makna umum sifatnya. Oleh karena itu tidak mudah juga bagi kita mengatakan: “Puasa Muharram, Puasa Dzul-qo’dah, Puasa Dzul-hijjah, Puasa Rajab tidak ada dalil” sebaiknya menurut pendapat kami: “Silahkan yang mau berpuasa, maka puasalah. Dan bagi yang tidak mau, maka tidak usah berpuasa. Biarlah Allah yang maha bijaksana dan lebih tau ganjaran apa yang pantas Allah berikan sesuai dengan ‘amalnya masing-masing.
Dan dalam bulan Muharram itu ada yang disebut kata: “’Asyura” artinya sepuluh, maksudnya adalah tanggal sepuluh bulan Muharram, nah puasa pada tanggal sepuluh Muharram ini lebih disunnahkan termasuk tanggal sembilan muharram atau “Tasu’a”.
Dalil Puasa ‘Asyura
وَعَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَامَ يْوَمَ عَاشُوْرَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ. مُتَّفّقٌ عَلَيهِ
Artinya: Dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma bahawasanya Rasulullah s.a.w. berpuasa pada hari ‘Asyura yaitu tanggal 10 bulan Muharram dan memerintahkan ummatnya untuk berpuasa pada hari itu pula. (Muttafaq ‘alaih) Kutipan dari Riyadhus Sholihin no. 1248. Halaman: 314
Pahala Puasa ‘Asyura
وَعَنْ أَبِيْ قَتَادَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صِيَامِ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ فَقَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَّةَ، رَوَاهُ مُسلِمٌ
Artinya: Dari Abu Qatadah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. ditanya perihal berpuasa pada hari ‘Asyura tanggal 10 Muharram, Beliau s.a.w. lalu bersabda: “Puasa pada hari itu dapat menutupi dosa tahun yang lampau.” (Riwayat Muslim) Kutipan dari Riyadhus Sholihin no. 1249. Halaman: 314
Puasa Tasu’a
Yang dimaksudkan dengan Puasa Tasu’a itu adalah puasa sunah tanggal 9 bulan muharram, Rasulullah s.a.w. beliau tidak sempat menunaikan puasa Tasu’a, akan tetapi beliau mengingatkan, maksudnya agar puasa bulan muharram yang dikerjakan oleh orang islam tidak menyerupai puasa yahudi, maka disarankan agar menambahnya dengan puasa Tasu’a, diantara keterangan haditsnya adalah:
وَعَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنهُمَا قَالَ، قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم: لَئِنْ بَقَيْتُ إِلَى قَابِلٍ لَأَصُوْمَنَّ التَّاسُعَ، رَوَاهُ مُسلِمٌ
Artinya: Dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma, katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Niscayalah jikalau saya masih tetap hidup sampai tahun depan, tentulah saya akan berpuasa pada hari kesembilan bulan Muharram yakni Tasu’a.” (Riwayat Muslim) Kutipan dari Riyadhus Sholihin no. 1250. Halaman: 314
Niat Puasa Tasu’a
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَّاسُعَ لِلّٰهِ تَعَالَى
A’udzu billahi minasy-syaithonir rojiym. Bismilahir rohmanir rohim. Nawaitu Shauma Ghodin ‘an ada-i sunatit- Tasu’a Lillahi ta’ala
Artinya: Aku Berlindung kepada Allah dari Godaan Syetan yang terkutuk. Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. “Aku Niat Puasa besok pagi menunaikan sunah puasa Tasu’a karena Allah Ta’ala”
Niat Puasa ‘Asyura
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ العَاشُورَاءِ لِلّٰهِ تَعَالَى
A’udzu billahi minasy-syaithonir rojiym. Bismilahir rohmanir rohim. Nawaitu Shauma Ghodin ‘an ada-i sunatil-‘Asyura Lillahi ta’ala
Artinya: Aku Berlindung kepada Allah dari Godaan Syetan yang terkutuk. Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. “Aku Niat Puasa besok pagi menunaikan sunah puasa ’asyura karena Allah Ta’ala”
Niat Sahur
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ ، نَوَيْتُ بِأَكْلِيْ سُنَّةً سَحُوْرِ لِلّٰهِ تَعَالَى
A’udzu billahi minasy-syaithonir rojiym. Bismilahir rohmanir rohim. Nawaitu Bi-Akliy Sunatan Sahur Lillahi ta’ala
Artinya: Aku Berlindung kepada Allah dari Godaan Syetan yang terkutuk. Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. “Aku Niat dengan makanku ini untuk mendapatkan sunahnya sahur karena Allah Ta’ala”
Doa Buka Puasa ‘Arafah
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ ، اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
A’udzu billahi minasy-syaithonir rojiym. Bismilahir rohmanir rohim. Allahumma lakasumtu wabika aamantu wa’alaa rizqika afthortu birohmatika yaa arhamar roohimiin
Artinya: Aku Berlindung kepada Allah dari Godaan Syetan yang terkutuk. Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. “Ya Allah keranaMu aku berpuasa, dengan Mu aku beriman, kepadaMu aku berserah dan dengan rezekiMu aku berbuka (puasa ‘Arafah), dengan rahmat Mu, Ya Allah Tuhan yang Maha Pengasih.
Demikian ulasan kami tentang : Niat Puasa Asyura dan Puasa Tasu’a Bulan Muharram – Adpun amalan-amalan bulan Muharram In Syaa Allah pada kesempatan yang lain akan kami tuliskan, dan semoga uraian ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua. Terimakasih atas kunjungannya.
بِاللهِ التَّوْفِيْقُ وَالْهِدَايَةُ و الرِّضَا وَالْعِنَايَةُ ثُمَّ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهْ