Niat Puasa Arafah, Waktu, Tata Cara dan Keutamaannya – Kali ini dutadakwah akan menjelaskan mengenai puasa arofah. Ada sebagian orang yang mungkin sudah tidak asing lagi dengan puasa arafah, dan ada sebagian pula yang belum mengetahui apa itu yang sebenarnya.
Niat Puasa Arafah, Waktu, Tata Cara dan Keutamaannya
Puasa arafah adalah salah satu puasa sunnah yang sangat dianjurkan (sunnah muakad) bagi umat muslim yang sedang tidak berhaji. Untuk mengetahui niat puasa ‘arafah, waktunya, tata caranya dan juga keutamaannya, simaklah penjelasan sebagai berikut:
Niat Shiyam ‘Arofah
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَى
Artinya: “Aku berniat puasa sunnah Arafah esok hari karena Allah SWT”.
Apabila orang ingin melaksanakan puasa sunnah pada siang hari akan tetapi tidak sempat melafalkan niatnya dan berniat puasa di malam harinya, maka boleh menyusul pelafalan niat saat itu juga.
Kewajiban niat di malam hari hanya berlaku untuk puasa wajib. Sedangkan untuk puasa sunnah, niat boleh dilakukan di siang hari sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh hingga gelincir matahari atau Zuhur.
Waktu Puasa Arofah
Waktu puasa arofah dilaksanakan pada tanggal 9 dzulhijjah yakni bertepatan dengan waktu wukuf jamaah haji. Nah lalu bagaimana jika ada pertanyaan mengenai shiyam ‘arofah yaitu “Bagaimana jika penanggalan pemerintah suatu negeri dengan pemerintah arab saudi berbeda, sehingga saat jamaah wukuf di arafah, tanggal di negeri bukan tanggfal 9 dzulhijjah, kemudian puasa arofah ikut yang mana? Aapakah ikut jemaah haji yang wukuf atau ikut tangga 9 dzulhijjah pemerintah.”
Menanggapi pertanyaan diatas, ada dua pendapat para ulama yaitu Pertama: mengikuti waktu wukuf di arafah. Di antara yang berpendapat seperti ini adalah Komite Fatwa Arab Saudi (Lajnah Daimah). “Hari arafah adalah hari ketika kaum muslimin melakukan wukuf di Arafah. Shiyam ‘arofah dianjurkan, bagi orang yang tidak melakukan haji. Karena itu, jika anda ingin puasa arofah, maka anda bisa melakukan puasa di hari itu (hari wukuf). Dan jika anda puasa sehari sebelumnya, tidak masalah.”
Kedua: “Menyesuaikan dengan tanggal 9 dzulhijjah di negeri masing-masing. Diantara yang berpendapat adalah Syeikh Utsaimin. Ia memfatwakan:
“Ketika di Mekah hilal terlihat lebih awal dari pada negara lain, sehingga tanggal 9 di Mekah, posisinya tanggal 8 di negara tersebut, maka penduduk negara itu melakukan puasa tanggal 9 menurut kalender setempat, yang bertepatan dengan tanggal 10 di Mekah. Inilah pendapat yang kuat. Karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Apabila kalian melihat hilal, lakukanlah puasa dan apabila melihat hilal lagi, jangan puasa.”
Tata Cara Puasa Arafah
Adapun tata cara puasa arafah sama halnya dengan puasa pada umumnya yaitu
- Niat
- Makan Sahur
- Menahan diri dari segala yang membatalkan puasa
- Berbuka.
Keutamaan Shiyamu ‘Arofah
Adapun keutamaan puasa arofah adalah sebagai berikut:
Puasa arafah ini bila dilaksanakan memiliki keutamaan yang sangat luar biasa sekali. Sungguh merugi jika kita meninggalkan siyamu ‘arofah ini. Berikut ini Hadits-Hadits shahih yang menjelaskan mengenai keutamaannya yaitu:
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ
Artinya: ” Puasa hari Arafah, aku berharap kepada Allah Dia menghapuskan dosa satu tahun sebelumnya dan satu tahun sesudahnya.” (HR. Muslim)
وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ
Artinya: “Rasulullah ditanya tentang puasa hari Arafah, beliau bersabda: “Menghapuskan dosa satu tahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang.” (HR. Muslim)
مَنْ صَامَ يَوْمَ عَرَفَةَ غُفِرَ لَهُ سَنَةٌ أَمَامَهُ وَسَنَةٌ بَعْدَهُ
Artinya: “Barangsiapa berpuasa pada hari Arafah, maka ia diampuni dosa-dosanya setahun yang di depannya dan setahun setelahnya.” (HR. Ibnu Majah; shahih)
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ إِنِّى أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ
Artinya: “Puasa hari Arafah, sesungguhnya aku berharap kepada Allah, Dia menghapuskan dosa satu tahun sebelumnya dan satu tahun sesudahnya.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah; shahih)
Demikianlah penjelasan mengenai Niat Shiyam ‘Arofah, Waktu, Tata Cara dan Keutamaannya Semoga dapat bermanfaat. Terimakasih 🙂