Niat Puasa Arafah, Keutamaan, Hikmah dan Pahalanya (Lengkap) – Pada kesempatan kali ini kami Dutadakwah akan menerangkan tentang Puasa hari ‘Arofah iatu puasa tanggal sembilan Dzul-Hijjah hari dimana jama’ah haji sedang berwuquf di Pada Arofah. Sehubungan dengan perihal tersebut kami terangkan dulu hukum dan pahalnya.
Niat Puasa Arafah, Keutamaan, Hikmah dan Pahalanya (Lengkap)
Untuk lebih jelasnya mari kita ikut bersama penjelasan Dutadakwah mengenai perihal tersebut berikut ini:
Mukodimah
السّلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الْحَمْدُ للهِ الَّذِي عَلَّمَ الْقُرْآنَ , وَ خَلَقَ الْاِنْسَانَ , وَ عَلَّمَهُ الْبَيَانَ اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ
Segala Puji bagi Allah, Sholawat dan Salam-Nya semoga tetap tercurahkan ke haribaan Nabi agung Muhammad S.A.W.
Hari Arofah
Hari Arafah adalah hari kesembilan Dzulhijjah. Hari arafah berhubungan erat dengan pristiwa nabi Ibrahim untuk mengetahui tentang takwil mimpi perintah menyembelih putranya nabi Isma’il, Pada hari ke-9, beliau mendapatkan takwil mimpi yang membuatnya tahu, (yang dalam bahasa arabnya adalah: ‘arafatun) atau “’Arafah” yakni tau akan makna mimpi tersebut, sehingga disebut dengan Hari Arafah. Kemudian pada hari kesepuluhnya, beliau melaksanakan perintah dalam mimpi itu, yakni menyembelih putranya.
Seekor Domba dari Surga
”Saat Nabi Ibrahim Alaihissallam hendak melepaskan baju Ismail, terdengar suara dari belakangnya: (أَنْ يَا إِبْرَاهِيمُ قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ ) “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik (AS. As-shaffât:104-105), Nabi Ibrahim menoleh dan ternyata telah ada seekor domba putih bertanduk yang bermata hitam lebar
Hukum Puasa Arafah
Puasa Arafah hukumnya adalah sunnah bagi yang tidak sedang menunaikan Ibadah Haji. Sebagaimana diterangkan dalam hadits:
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ، قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم: أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ، رَوَاهُ مُسلِمٌ
Artinya: Dari Abu Hurairah r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Seutama-utama berpuasa sesudah bulan Ramadhan ialah puasa dalam bulan Allah yang dimuliakan – yakni Muharram – dan seutama-utama shalat sesudah shalat wajib ialah sholiatullail – yakni sholat sunnah di waktu malam.” (Riwayat Muslim) Kutipan dari Kitab Riyadhus Sholihin
عَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ، قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم: مَا مِنْ أَيَّامِ الْعَمَلِ الصَّالِحِ فِيْهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ، يَعْنِي أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوْا: يَا رَسُول اللَّهِ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللَّهِ؟ قَالَ: وَلَا الْجِهَادُ فِيْ سَبِيْلِ اللَّهِ إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ، رَوَاهُ البُخَارِيُّ.
Artinya: Dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma, katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tidak ada hari-hari yang mengerjakan amalan shalih pada hari-hari itu yang lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini,” yakni hari-hari sepuluh – yang pertama dari bulan Dzulhijjah. Para sahabat berkata: “Ya Rasulullah, apakah juga tidak lebih dicintai oleh Allah guna mengerjakan jihad fi-sabilillah?” maksudnya: Untuk mengerjakan jihad, apakah tidak lebih dicintai oleh Allah kalau dilakukan dalam hari-hari selain hari-hari pertama dari bulan Dzulhijjah itu. Beliau s.a.w. menjawab: “Tidak lebih dicintai oleh Allah pada hari-hari selain hari-hari sepuluh itu untuk berjihad fi-sabilillah, kecuali seseorang yang keluar dengan dirinya dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan membawa sesuatu apa pun dari yang tersebut – yakni setelah berjihad lalu mati syahid. (H.Riwayat Bukhari)
Keutamaan Puasa Arafah
Diantara Keutamaan Puasa arafah adalah sebagaimana diterangkan dalam hadits sebagai beruikut:
عن أبي قتادة رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ قال: سُئِلَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم عَنْ صَوْمٍ يَوْمَ عَرَفَةَ؟ قَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَّةَ وَالْبَاقِيَةَ، رَوَاهُ مُسلِمٌ
Dari Abu Qatadah r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. ditanya perihal berpuasa pada hari Arafah – iaitu tanggal 9 Dzulhijjah. Beliau s.a.w. lalu bersabda: “Puasa pada hari itu dapat menutupi dosa pada tahun yang lampau serta tahun yang akan datang.” (H.Riwayat Muslim) Kutipan dari Kitab Riyadhus Sholohin
Dan dalam Shoheh Muslim Jilid 1 halaman 521, Dari Abu Qotadah, ia berkata Rasulullah s.a.w. ditanya Dan dalam Shoheh Muslim perihal berpuasa pada hari Arafah, Beliau bersabada:
يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَّةَ وَالْبَاقِيَةَ، قَالَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ عَاشُوْرَاءِ؟ فَقَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَّةَ
Lalu ia berkata Rasulullah s.a.w. ditanya perihal berpuasa pada hari ‘Asyuro, Beliau bersabada: “Puasa pada hari ‘Asyuro dapat menutupi dosa setahu yang lewat. (Kutipan dari Kitab Shoheh Muslim, Jilid 1 halaman 521 no. Hadits: 1162 paragraf ke 5 dari halaman 520)
Imam Nawawi dalam Al Majmu’ Syarah Al-Muhadzab beliau berkata, “Adapun hukum puasa Arafah menurut Imam Syafi’i dan ulama Syafi’iyah adalah: disunnahkan puasa Arafah bagi yang tidak berwukuf di Arafah. Adapun orang yang sedang berhaji dan saat itu berada di Arafah, menurut Imam Syafi’ secara ringkas dan ini juga menurut ulama Syafi’iyah bahwa disunnahkan bagi mereka untuk tidak berpuasa karena adanya hadits dari Ummul Fadhl.”
Jumlah Bula-bulan Harom
Sebagaiman yang sudah kami sampaikan dalam uraian tentang puasa Tarwiyah iaitu: diterangkan dalam beberapa keterangan seperti yang kami kutip dari kitab Madzhibul-Arba’ah diantaranya adala sebagai berikut:
Diantara puasa yang dianjurkan lainnya adalah puasa bulan harom, lalu kemudian apa yang dimaksudkan dengan bulan harom? Jawabannya kami kutip berikut ini:
أَمَّا الْأَشْهُرُ الْحُرُمِ وَهِيَ أَرْبَعٌ : ثَلَاثَةٌ مُتَوَالِيَّةٌ. وَهِيَ ذُوْ الْقَعْدَةِ وَذُوْ الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ، وَوَاحِدٌ مُنْفَرِدٌ. وَهُوَ رَجَبُ، فَإِنَّ صِيَامَهَا مَنْدُوْبٌ عِنْدَ ثَلَاثَةِ مِنَ الْأَئِمَةِ. وَخَالَفَ الْحَنَفِيَّةُ
Adapun bulan-bulan harom itu adalah yang termasuk bulan yang empat, tiga bulan berturut-turut, iaitu: Dzul-Qo’dah, Dzul-Hijjah dan Muharom. Kemudian yang satu bulannya lagi itu terpencil iaitu bulan Rajab, Maka sesungguhnya puasa pada bulan tersebut itu dianjurkan menurut tiga Imam (iatu Maliki, Syafi’i dan Hambali) kecuali Hanafi. Kutipan dari Kita Madzahibul Arba’ah Jilid 1 halaman 431 Bab Shaumu Rojab wa Sya’ban wa Baqiyatil-Asyhuril-harom.
Kaum Muslimin saudarku semua yang dirahmati Allah, dalam pembahasan ini kami tidak pajang lebar, yang pada intinya adalah: “Bagi saudaraku yang mau menunaikanya (puasa Arafah) maka kami ucapkan Jazkumullahu Khoiro jaza, memang itu dianjurkan kecuali bagi yang sedang menunaikan Ibadah haji atau bagi yang sedang ada ‘udzur, kemudian bagi yang tidak mau, ya juga tidak apa-apa karena hukumnya pun juga sunah.
Hikmah Puasa Arafah
Diantara Hikmahnya puasa arafaha adalah:
- Bagi yang menjalakannya dengan benart-benar tulus maka akan mendapat keberkahan umur dari Allah SWT.
- Akan mendaptkan keberkahan rizqi yang tiada tara in syaa Allah
- Akan mendapatkan keni’matan lahir dan batin in syaa Allah
- Dosanya in syaa Allah akan diampuni oleh Allah SWT.
- Akan Mendapatkan Pahala berlipat ganda in syaa Allah.
- Dan masih banyak lagi hikmah-hikmah yang lainnya yang tidak pernah terbayangakan sebelumnya oleh kita
Pahala Puasa Arafah
Pahala Puasa Arafah sudah cukup jelas dalam jawaban belia Nabi Muhammad s.a.w: yaitu
سُئِلَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم عَنْ صَوْمٍ يَوْمَ عَرَفَةَ؟ قَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَّةَ وَالْبَاقِيَةَ، رَوَاهُ مُسلِمٌ
Yang artinya: Rasulullah s.a.w. ditanya perihal berpuasa pada hari Arafah – iaitu tanggal 9 Dzulhijjah. Beliau s.a.w. lalu bersabda: “Puasa pada hari itu dapat menutupi dosa pada tahun yang lampau serta tahun yang akan datang.” (H.Riwayat Muslim).
Jadi In Syaa Allah Dosa setahun yang lalu dan setahu yang akan datang akan diampuni oleh Allah SWT. Akan tetapi yang terpenting bagi kita dalam menjalankan puasa sunah arafah, yang semestinya usahakan dengan tulus dan ikhlas karena Allah yang maha segalanya, dan Allah pasti akan membalas segala macam bentuk kebaikan yang dilakukan oleh hamba-Nya.
Niat Puasa Arafah
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بسم الله الرّحمن الرّحيم، نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ يَوْمَ عَرَفَةَ لِلّٰهِ تَعَالَى
A’udzu billahi minasy-syaithonir rojiym. Bismilahir rohmanir rohim. Nawaitu Shauma Ghodin Yauma ‘Arafata Lillahi ta’ala
Artinya: Aku Berlindung kepada Allah dari Godaan Syetan yang terkutuk. Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. “Aku Niat Puasa besok pagi pada hari ‘Arafah karena Allah Ta’ala”
Niat Sahur
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بسم الله الرّحمن الرّحيم، نَوَيْتُ بِأَكْلِيْ سُنَّةً سَحُوْرِ لِلّٰهِ تَعَالَى
A’udzu billahi minasy-syaithonir rojiym. Bismilahir rohmanir rohim. Nawaitu Bi-Akliy Sunatan Sahur Lillahi ta’ala
Artinya: Aku Berlindung kepada Allah dari Godaan Syetan yang terkutuk. Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. “Aku Niat dengan makanku ini untuk mendapatkan sunahnya sahur karena Allah Ta’ala”
Doa Buka Puasa ‘Arafah
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بسم الله الرّحمن الرّحيم، اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
A’udzu billahi minasy-syaithonir rojiym. Bismilahir rohmanir rohim. Allahumma lakasumtu wabika aamantu wa’alaa rizqika afthortu birohmatika yaa arhamar roohimiin
Artinya: Aku Berlindung kepada Allah dari Godaan Syetan yang terkutuk. Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. “Ya Allah keranaMu aku berpuasa, dengan Mu aku beriman, kepadaMu aku berserah dan dengan rezekiMu aku berbuka (puasa ‘Arafah), dengan rahmat Mu, Ya Allah Tuhan yang Maha Pengasih.
Demikian ulasan kami tentang : Niat Puasa Arafah, Keutamaan, Hikmah dan Pahalanya (Lengkap) – Semoga dapat memberikan manfaat untuk kita semua. Terimakasih atas kunjungannya.
بِاللهِ التَّوْفِيْقُ وَالْهِدَايَةُ و الرِّضَا وَالْعِنَايَةُ ثُمَّ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهْ