Jangan Biarkan Istri Seperti Yang Terkatung-katung – Pada kesmpatan kali ini Dutadakwah akan menyampaikan tentang Seorang Jangan Sampai membiarkan Istrinya seperti yang tergnatung tanpa sandaran, Tema ini cendrung kepada para suami yang mempunyai istri lebih dari satu. Dan Tema ini adalah lanjutan dari Tema sebelumnya iaitu tentang: Kewajiban Suami Bergaul Dengan Baik Kepada Keluarganya.
Jangan Biarkan Istri Seperti Yang Terkatung-katung
Pada Risalah ini kami akan tuliskan Materi sesuai Tema tesebut sebagai lanjutan Tema sebelumnya In Syaa Allah. Untuk lebih jelasnya mengenai prihal ini mari kita sama-sama ikuti uraian berikut ini:
Mukodimah
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهْ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ الَّذِيْ خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ سُلُالَةٍ مِنْ طِيْنٍ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَالِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَرْسَلَهُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ، الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَافِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى أٰلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ
Puji dan Syukur senantiasa tetap kita panjatkan ke hadhirat Allah SWT Tuhan seru sekalian ‘alam, Sholawat dan salamnya semoga tetap tercurah ke haribaan Nabi Agung Muhammad s.a.w., keluarga dan shahabatnya semua, Amiin…
Poligami
Saudarku seiman berpoligami itu boleh asal bisa berbuat baik, mari kita bersama mempertahankan kebaikan kita yang sudah ada, sebagai seorang suami mari kita senantiasa memperhatikan istri kita, berikan nasehat kepada istri kita nasehat-nasehat yang baik sehingga nantinya akan berbuah baik juga. Dan bagi para suami yang merasa masih banyak kekurangan, yuk kita sama-sama tutupi kekurangan kita tersebut dangan sama-sama kita belajar dan mempelajari materi yang akan kami sampaikan terutama para suami yang mepunyai istri lebih dari satu, semoga Allah Ta’ala menolong kita semua amiin.
Jangan Biarkan Istri Seperti Yang Terkatung-katung
Maksudnya sekalipun rasa cinta dan persetubuhan itu tidak merupakan kewajiban untuk dibagi secara adil, tetapi juga jangan terlampau sangat melebihkan kepada yang seorang sampai-sampai yang lainnya tidak dikasihi sama sekali, meskipun dalam bergiliran tidur tetap dilaksanakan. Sebabnya ialah kalau ini dikerjakan, maka sama halnya dengan membiarkan Istri itu seperti barang yang tergantung, artinya kalau dikatakan tidak bersuami atau janda, kenyataannya ada suaminya, tetapi kalau dikatakan ada suaminya, kenyataannya suaminya tidak ada rasa cintanya sedikitpun pada wanita itu dan tidak pernah diberi bagian untuk bersenang-senang dalam tidur bersama. Demikianlah peringatan Allah kepada kita kaum Muslimin.
Suami Berwasiat yang Baik
Menjadi seorang suami harus bisa berkata yang baik dan selalu berpesan dengan yang baik, berwasiat dengan baik sebagaiman sabda Rasulullah SAW berikut:
وَعَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قال، قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم: اِسْتَوْصُوْا بِالنِّسَاءِ خَيْراً؛ فَإِنَّ الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ وَإِنَّ أَعْوَجَ مَا فِي الضِّلَعِ أَعْلَاهُ، فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيْمَهُ كَسَرْتَهُ، وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ، فَاسْتَوْصُوْا بِالنِّسَاءِ، مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ. (نقلته من رياض الصالحين
Artinya: Dari Abu Hurairah r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Berwasiatlah engkau semua kepada kaum wanita dengan yang baik-baik, sebab sesungguhnya wanita itu dibuat dari tulang rusuk dan sesungguhnya sebengkok-bengkoknya tulang rusuk ialah bagian yang paling atas. Maka jikalau engkau coba meluruskannya, maka engkau akan mematahkannya dan jikalau engkau biarkan saja, maka ia akan tetap bengkok selama-lamanya. Oleh sebab itu, maka berwasiatlah yang baik-baik kepada kaum wanita itu.” (Muttafaq ‘alaih) {dikutip dari Riyadhus Sholihin}
وَفِيْ رِوَايَةٍ فِي الصَّحِيْحَيْنِ، الْمَرْأَةُ كَالضِّلَعِ: إِنْ أَقَمْتَهَا كَسَرْتَهَا، وَإِنْ اِسْتَمْتَعْتَ بِهَا اِسْتَمْتَعْتَ بِهَا وَفِيْهَا عَوَجٌ
Artinya: Dalam riwayat kedua kitab Shahih Bukhari dan Muslim disebutkan demikian: Nabi s.a.w. bersabda: “Wanita itu adalah sebagai tulang rusuk, jikalau engkau luruskan, maka engkau akan mematahkannya, dan jikalau engkau bersenang-senang dengannya, engkaupun dapat pula bersenang-senang dengannya tetapi di dalam wanita itu tentu ada kelengkungannya.”
وَفِيْ رِوَايَةٍ لِمُسْلِمٍ: إِنَّ الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ لَنْ تَسْتَقِيْمَ لَكَ عَلَى طَرِيْقَةٍ، فَإِنْ اِسْتَمْتَعْتَ بِهَا اِسْتَمْتَعْتَ بِهَا وَفِيْهَا عَوَجٌ، وَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيْمَهَا كَسَرْتَهَا وَكَسْرُهَا طَلَاقُهَا. قوله: <عوج> هو بفتح العين والواو (نقلته من رياض الصالحين
Artinya: Dalam riwayat Muslim disebutkan: Nabi s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya wanita itu dibuat dari tulang rusuk yang tidak akan melurus pada suatu jalan selama-lamanya untukmu. Maka jikalau engkau bersenang-senang dengannya, dapat pula engkau bersenang-senang dengannya, tetapi di dalam wanita itu ada kelengkungannya dan jikalau engkau luruskan ia, maka engkau akan mematahkannya dan patahnya itu ialah menceraikannya.”
Intinya adalah: Apabila sudah siap menjadi seorang suami tentunya juga harus sudah mempersiapkan untuk sabar mengasuh Istri, dan tidak boleh dengan frontal, malainkan harus dengan cara-cara yang baik dalam membimbing Istri sampai Istri menjadi iasteri yang sholihah. Namun apabila dengan cara yang baik dan lemah lembut juga masih tidak biasa, maka boleh memukuklnya sebatas pukulan yang bersipat mendidik bukan pukulan yang menyakitkan badannya, meski demikian tetap seorang suami yang arif tidak boleh juga menyakitinya, dengan cara memukul yang tidak mendidik, karena ada jalur lain yang bisa ditempuh dengan ma’ruf sesuai dengan aturan yang berlaku, meski berujung dengan sangat tidak menyenangkan, yakni berujung dengan perceraian.
Para Pembaca yang dirahmati Allah SWT, pembahsan ini masi bersambung ke pembahasan beikutnya iaitu tentang; Memberi Nasehat yang Terbaik Kepada Kelurga, oleh karena itu kami saranka agar kiranya pembaca klik saja link ini: Memberi Nasehat yang Terbaik Kepada Kelurga.
Demikian Uraian kami tentang Jangan Biarkan Istri Seperti Yang Terkatung-katung – Semoga bermanfaat dan memberikan tambahan ilmu pengetahuan untuk kita semua sebagai para suami. Abaikan saja uraia kami ini jika pembaca tidak sependapat.Terima kasih atas kunjungannya.
بِاللهِ التَّوْفِيْقُ وَالْهِدَايَةُ و الرِّضَا وَالْعِنَايَةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهْ