5 Perang Islam Terbesar Beserta Sejarahnya (Lengkap) – Islam memiliki sejarah yang begitu panjang. Salah satunya adalah sejarah perang untuk mempertahankan agama dan memperluas wilayah ini ternyata sudah terjadi sejak Masa Rasulullah Saw. Pada kesempatan kali ini Dutadakwah akan membahas mengenai perang Islam terbesar beserta sejarahnya. Untuk mengetahuinya langsung saja kita simak penjelasannya sebagai berikut:
5 Perang Islam Terbesar Beserta Sejarahnya (Lengkap)
Berikut ini penjelasan mengenai perang Islam terbesar di masa Rasulullah Saw:
1. Perang Badar
Perang badar merupakan salah satu perang besar dalam Islam dimana terjadi di perbatasan Kota Makkah dan Madinah. Kisah perang badar ini sudah tercantum di dalam Al-Qur’an. Bahkan ketika perang badar ada suatu keajaiban yang luar biasa. Karena hanya dengan pasukan 300 orang muslim bisa mengalahkan 1000 pasukan tentara kafir Quraisy yang jelas kekuatannya lebih besar.
Meskipun perang badar bukan perang terdahsyat dalam Islam, namun kemenangan dari perang ini dapat membangun semangat yang tinggi bagi orang-orang muslim sehingga sangat berarti. Karena umat muslim yakin bahwa kemenangan perang badar yang mampu mengalahkan kota Makkah sebagai kota terkuat pada saat itu atas kehendak dan izin Allah SWT.
2. Perang Uhud
Setelah perang badar selesai, kemudian kaum kafir semakin menyimpan dendam terhadap orang-orang muslim karenanya mereka pun kembali menyiapkan pasukan dalam jumlah besar untuk melawan tentara muslim. Perang ini berlangsung di gunung uhud, dimana pada saat itu kaum kafir sudah mempersiapkan dengan sebaik mungkin.
Jika dalam perang badar kaum muslimin mengalami kemenangan, akan tetapi pada perang uhud kali ini kaum muslimin mengalami kekalahan. Dalam sejarah kala itu, sebetulnya kaum muslimin hampir saja memenangkan perang ini, akan tetapi karena keserakahan dan kesombongan umat muslim pada saat itu, maka Allah SWT menegurnya dengan kekalahan.
3. Perang Mut’ah
Perang mut’ah merupakan perang yang terjadi pada 629 M. Perang ini terjadi dekat kampung yang bernama mut’ah di sebelah timur Sungai Yordan dan Al Karak, yakni antara pasukan Khulafaur Rasyidin yang dikirim oleh Nabi Muhammad dan tentara Kekaisaran Romawi Timur (Bashra).
Perang mut’ah ini begitu dahsyat karena melawan ratusan ribu tentara Romawi. Akan tetapi dengan cara atau taktik Khalid bin Walid yang merupakan panglima perang Islam akhir zaman terbaik, maka tidak banyak mengakibatkan tentara muslim yang gugur. Ada lima poin penting dalam perang mut’ah ini, berikut penjelasannya:
a. Latar Belakang Perang
Pada kala itu, sebenarnya tidak ada niat perang yang akan dilakukan pada masa Rasulullah Saw. Namun semua itu berawal ketika Rasulullah Saw mengirim seorang utusan ke wilayah Bashra yakni Romawi Timur. Akan tetapi utusan tersebut dibawa ke kaisar mereka kemudian di penggallah kepalanya. Dengan kejadian tersebut Rasulullah Saw masih bersabar sehingga belum memicu terjadinya perang.
Kemudian dalam jangka waktu setelah itu, Rasulullah Saw kembali mengutus 15 orang ke Syam. Namun sayangnya utusan Rasulullah Saw itu dibunuh. Setelah itu Rasulullah Saw akhirnya menyiapkan 3000 pasukan untuk berangkat ke Syam. Karena membunuh utusan damai sama dengan mengobarkan perang.
b. Jalannya Perang
Saat itu sebelum Beliau Rasulullah Saw memberangkatkan pasukannya, ia menyadari bahwa menyerang Bushra berarti menyerang Romawi juga, tetapi dengan tekad dan niat pasukan pun bergerak menuju ke Syam dan meninggalkan Madinah. Kemudian ketika kabar tersebut di dengar oleh musuh, maka musuhpun bersiap-siap.
Dalam melakukan persiapannya, pasukan lawan mengerahkan banyak pasukan yakni ratusan ribu, sehingga lawan pasukan muslim pada saat itu lebih dari 200 ribu orang. Bisa dibayangkan betapa banyaknya pasukan musuh sedangkan tentara muslim berangkat ke Madinah tanpa tahu apa yang akan terjadi disana.
c. Syahidnya Para Sahabat
Perang mut’ah ini terjadi dibawah pimpinan Zaid bid Haritsah. Beliau memiliki semangat yang sangat membara, Zaid kala itu yang terus berada di medan perang dan terus melakukan perlawanan. Namun Beliau gugur ditengah perang dan langsung digantikan oleh Ja’far Bin Abi Thalib. Tetapi saat perang Ja’far pun gugur.
Kemudian selain mereka, sahabat yang juga gugur di medan perang adalah Abdullah bin Rawahah. Setelah beberapa saat kegugurannya, berita ini sampailah pada Rasulullah. Rasulullah pun bersedih ketika mengetahui keguguran mereka. Rasulullah pun mendatangi istri dan anak dari Ja’far untuk memberitahukan secara langsung keguguran sang ayah.
d. Khalid Bin Walid
Ketika para panglima tentara muslim gugur dalam perang mut’ah ini, pasukan muslim sangat kehilangan bahkan mereka tidak memiliki komando yang kuat. Akhirnya dilakukan pemilihan panglima baru yang kemudian jatuh pada Khalid bin Walid. Untuk melawan pasukan lawan, tentu sulit bahkan mustahil untuk dimenangkan karena pasukan lawan yang 200 ribu dan pasukan muslim yang hanya 3000 orang saja. Akhirnya Beliaupun menyusun sebuah strategi perang agar dapat mengalahkan lawan, yakni dengan cara melemahkan mental musuh.
Strategi ini dilakukan dengan pergantian sisi pasukan setiap hari sehingga lawan akan mengira bahwa ada bantuan yang di kirimkan kepada mereka. Khalid juga memerintahkan kepada pasukannya agar dalam setiap melangkah ke medan perang untuk menarik pelepah pohon, hal tersebut dilakukan agar pasukan musuh mengira bahwa ada bantuan yang datang. Pada akhirnya pasukan Romawi pun terkecoh dengan strategi yang dilakukan oleh Khalid dan pasukannya.
e. Akhir Hasil Perang
Setelah mengetahui strategi yang dilakukan oleh Khalid bin walid, akhirnya tentara Romawi menarik mundur pasukannya. Begitupun dengan tentara muslim, mereka pun kembali ke Madinah. Menurut Ibnu Isyhap dan Ibnu Hisyam kemenangannya seimbang, akan tetapi menurut Ibnu Katsir musliminlah pemenangnya.
4. Perang Ahzab (khandaq)
Perang ahzab yakni pengepungan Madinah yang terjadi pada bulan syawal 5 Hijriah pada tahun 627 Masehi. Pengepungan di Madinah ini di pelopori oleh pasukan gabungan antara kaum kafir Quraisy makkah dan Yahudi Nadir (al-ahzab). Perang ini adalah perang umat Islam yang berjuang melawan kaum Yahudi.
Kaum Yahudi melakukan provokasi pada macam suku hingga mencapai sepuluh ribu bahkan ada yang menyebutnya lebih. Akan tetapi, dalam perang ahzab ini pasukan muslim berhasil memenangkannya dengan strategi penggalian parit sehingga pasukan musuh pun terhalang.
5. Perang Tabuk
Sejarah tidak begitu saja berlalu ketika perang mut’ah telah berlalu, setelah pasukan mengundurkan diri [ada perang mut’ah kemudian terdengar kabar bahwa Romawi sedang mempersiapkan tentara besar-besaran untuk menyerang umat Islam. Akan tetapi pada kala itu Rasulullah Saw lebih mempersiapkan perlindungan kaum muslimin dengan pergi ke Tabuk.
Oleh karena itu, perang ini dinamakan sebagai ekspedisi tabuk. Ekspedisi ini berlangsung selama 30 hari lamanya. Pada saat itu Rasulullah Saw banyak mengunjungi kabilah, dan Rasulullah berhasil mengumpulkan 30 ribu orang sehingga tentara yang datang ke tabuk untuk menyerangpun ketakutan, dan perang pun akhirnya gagal terjadi.
Nah itulah tadi penjelasan mengenai 5 Perang Islam Terbesar Beserta Sejarahnya (Lengkap). Semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan kita tentang sejarah Islam. Terimakasih 🙂