Macam-Macam Ilmu Tauhid, Pengertian & Tujuan Mempelajarinya – Dalam Islam kita mengenal istilah tauhid, Tauhid adalah mengesakan Allah. Jika dilihat, banyak sekali hadits yang menunjukkan betapa pentingnya mempelajari ilmu Tauhid. Pada kesempatan kali ini Dutadakwah akan memberikan penjelasan mengenai macam-macam ilmu Tauhid beserta penjelasannya. Untuk itu, langsung saja kita simak penjelasannya sebagai berikut:
Macam-Macam Ilmu Tauhid, Pengertian & Tujuan Mempelajarinya
Macam-Macam Ilmu Tauhid
Berikut ini adalah macam-macam ilmu tauhid:
1. Tauhid Rububiyah
Tauhid rububiyah merupakan ilmu tauhid yang mengesakan Allah dalam segalanya, seperti penciptaan, pemberi rezeki, kepemilikan dan lain sebagainya. Sebagai hamba Allah SWT kita wajib mempercayai bahwa segala hal yang terjadi adalah karena Allah SWT dan Allah tidak akan memiliki sekutu atau bantuan apapun untuk melakukan segalanya.
Berikut ini adalah kumpulan dalil-Nya.
Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-Baqarah ayat 255
اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
Artinya: “Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya; tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at disisi Alloh tanpa izin-Nya. Alloh mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Alloh melainkan apa yang dikehendaki-Nya.” (al-Baqoroh ayat 255)
a. Tentang Penciptaan
Allah SWT juga berfirman tentang penciptaan dan pengurusan segalanya dalam Q.S Al-A’raf ayat 54.
أَلاَلَهُ الْخَلْقُ وَاْلأَمْرُ تَبَارَكَ اللهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
Artinya: “Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Allah” (Al- A’raf: 54).
b. Tentang Rezeki
Allah SWT yang memberikan rezeki pada setiap makhluk hidup yang ada di dunia ini. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S Huud ayat 6:
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا
Artinya: “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rizkinya.”(Huud: 6)
c. Allah SWT Yang Maha Pengatur
Sesungguhnya segala yang ada di langit dan di bumi telah diatur oleh dan hanya Allah SWT.
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ فَأَنَّى يُؤْفَكُونَ (61) اللَّهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَهُ إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ (62) وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ نَزَّلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهَا لَيَقُولُنَّ اللَّهُ قُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ (63
Artinya: “Sesungguhnya jika kalian tanyakan kepada mereka, “Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?” Tentu mereka akan menjawab: “Allah” maka betapakah mereka dapat dipalingkan dari jalan yang benar. Alloh melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya diantara hamba-hamba-Nya dan Dia pula yang menyempitkan baginya. Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui segala sesuatu. Sesungguhnya jika kalian menanyakan kepada mereka, “Siapakah yang menurunkan air dari langit lalu menghidupkan dengan air itu bumi sesudah matinya?” Tentu mereka akan menjawab: “Alloh” katakanlah: “Segala puji bagi Alloh” tetapi kebanyakan mereka tidak memahaminya.” (al-‘Ankabut ayat 61 – 63)
2. Tauhid Uluhiyyah
Tauhid uluhiyyah merupakan suatu pengesaan ibadah hanya kepada Allah SWT. Seorang muslim haruslah beribadah sesuai dengan apa yang perintah Allah serta menjauhi segala larangan Allah SWT.
Allah SWT berfirman:
وَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمَٰنُ الرَّحِيمُ
Artinya: “Dan Rabb-mu adalah Allah Yang Maha Esa, tidak ada sesembahan yang diibadahi dengan benar melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” (Al-Baqarah: 163)
شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ ۚ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Artinya: “Allah menyatakan bahwa tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain Dia, Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan demikian). Tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain-Nya, Yang Maha Perkasa lagi Mahabijak-sana.” (Ali ‘Imran: 18)
Pada dasarnya tauhid uluhiyyah merupakan inti dari setiap ajaran yang dibawakan oleh setiap Nabi dan Rasul. Segala sesuatu yang kita lakukan hendaknya dilakukan karena Allah semata.
Sebagaimana Kamilah al-Kiwari hafizhahallahu berkata:
“Makna tauhid uluhiyah adalah mengesakan Allah ta’ala dalam beribadah, dalam ketundukan dan ketaatan secara mutlak. Oleh sebab itu tidak diibadahi kecuali Allah semata dan tidak boleh dipersekutukan dengan-Nya sesuatu apapun baik yang ada di bumi ataupun di langit. Tauhid tidak akan benar-benar terwujud selama tauhid uluhiyah belum menyertai tauhid rububiyah. Karena sesungguhnya hal ini -tauhid rububiyah, pen- tidaklah mencukupi.
Orang-orang musyrik arab dahulu pun telah mengakui hal ini, tetapi ternyata hal itu belum memasukkan mereka ke dalam Islam. Hal itu dikarenakan mereka mempersekutukan Allah dengan sesembahan lain yang tentu saja Allah tidak menurunkan keterangan atasnya sama sekali dan mereka pun mengangkat sesembahan-sesembahan lain bersama Allah…”(lihat al-Mujalla fi Syarh al-Qowa’id al-Mutsla, hal. 32)
3. Tauhid Asma’ Wa Sifat
Tauhid Asma’ Wa Sifat merupakan tauhid yang berisi pengesaan sifat dan nama Allah SWT. Allah SWT memiliki sifat dan nama yang sangat istimewa yang tidak akan mungkin ada pada makhluk manapun. Hendaknya kita mengamalkan nama dan sifat Allah yang banyak disatukan dalam Al-Qur’an. Allah berfirman dalam Qs al-Hasyr: 22-24
هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ (22) هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلَامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ (23) هُوَ اللَّهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (24) – الحشر : 22 – 24
Allah yang tiada Tuhan selain Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 23. Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, yang Maha Suci, yang Maha Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki segala Keagungan, Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. 24. Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang mempunyai asmaaul Husna. bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Qs al-Hasyr: 22-24)
وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ – الأعراف
Artinya: “Hanya milik Allah asmaa-ul husna [Nama-nama yang Agung yang sesuai dengan sifat-sifat Allah.], Maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Kelak mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-A’raf:180)
Pengertian Tauhid
Tauhid secara bahasa berarti mengesakan Tuhan, keesaan. Mengesakan Tuhan berarti meyakini dengan sepenuh hati bahwa Tuhan itu Maha Esa. Dan Tuhan Maha Esa itu adalah Allah SWT. Sehingga Ilmu Tauhid merupakan suatu ilmu yang mempelajari atau membahas tentang segala sesuatu kepercayaan maupun keimanan yang diambil dari dalil-dalil keyakinan dan hukum dalam Islam termasuk hukum tentang mempercayakan bahwa Allah itu esa.
Tujuan Mempelajari Ilmu Tauhid
Adapun tujuan dari mempelajari ilmu tauhid adalah mengenal Allah SWT dan Rasul-Nya dengan dalil-dalil yang pasti dan menetapkan sesuatu yang wajib bagi Allah dari sifat-sifat yang sempurna dan mensucikan Allah dari tanda-tanda kekurangan dan membenarkan semua rasul-rasul-Nya.
Nah itulah tadi penjelasan mengenai Macam-Macam Ilmu Tauhid, Pengertian & Tujuan Mempelajarinya. Semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan. Terimakasih 🙂