Kisah Perempuan yang Tidak Bicara Kecuali dengan Al-Quran – Pada kesempatan kali ini Duta Dakwah akan menyajikan “Syarah ‘Uqudullujain”, Untuk bacaan Keluarga bahagia, dan ini mudah-mudahan menjadi inspirasi bagi Pasangan suami istri dalam mengamban rumah tangga yang harmonis Bahagia dunia dan akhirat, pada risalah ini kami akan menerangkan tentang Kisah Perempuan yang Tidak Bicara Kecuali dengan Al-Quran.
Kisah Perempuan yang Tidak Bicara Kecuali dengan Al-Quran
Risalah ini kami tulis dari Kitab kecil yang bernama “’Uqudullujain”. Dan ini Merupakan lanjutan yang ke 15, menceritakan tentang seorang perempuan pembicaraannya hanya dengan al-quran, untuk lebih jelasnya mengenai cerita ini mari kita sama-sama ikuti uraiannya berikut ini:
Mukodimah
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهْ
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ، أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِن فَيَا عِبَادَ اللهِ ! أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَىْ اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ وَأَحُثُّكُمْ وَنَفْسِيْ عَلَى طَاعَةِ اللهِ فِيْ كُلِّ وَقْتِ لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ، أَمَّا بَعْدُ،
Puji dan Syukur senantiasa tetap kita panjatkan ke hadhirat Allah SWT Tuhan seru sekalian ‘alam, Sholawat dan salamnya semoga tetap tercurahkan ke haribaan Nabi Agung Muhammad s.a.w., keluarga dan shahabatnya semua, Amiin…
Saudara saudariku seiman yang dirahmati Allah SWT. Al-Quran adalah wahyu Allah yang diwahyukan kepada nabi kita Muhammad s.a.w., sebagai orang beriman sedikit pun tidak boleh ada keraguan mengenai isi kandungannya, kita tahu bahwa al-quran adalah kitab suci ummat islam, ketika kita membacanya maka setiap hurufnya dihitu 10 kebaikan bagi orang yang membacanya dalam keadaan berwudhu, ada seorang perempuan yang tidak mau bicara kecuali dengan al-quran, lalu bagaimana ceritanya ?, berikut inilah kisahnya:
Sebuah Kisah Perempuan yang Tidak Bicara Kecuali dengan Al-Quran
قَالَ عَبْدُ اللهِ الْوَاسِطِيْ: رَأَيْتُ اِمْرَأَةً عَلَى عَرَفَاتٍ، وَهِيَ تَقُوْلُ: “مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ”، فَعَلِّمْتُ أَنَّهَا ضَالَّةٌ. فَقُلْتُ: أَيَّتُهَا الْمَرْأَةُ، مِنْ أَيْنَ أَقْبَلْتِ ؟، قَالَتْ: “سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى”، فَعَلِّمْتُ أَنَّهَا مِنْ بَيْتِ الْمُقَدَّسِ. فَقُلْتُ: مَاالَّذِيْ جَاءَ بِكِ ؟، قَالَتْ: “وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلاً”. فَقُلْتُ: ألكِ زوج ؟، قالتْ: “وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ”. فقلتُ: أَتَرْكَبِيْنَ بَعِيْرِي ؟، قَالَتْ: “وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللهُ “
Hidayah Allah
Berkata Abdullah Al-Wasithy : Aku melihat seorang wanita di arfah, ia membaca
“مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ”
Artinya: Barang siapa yang mendapatkan hidayah allah maka tidak adak yang bisa menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkan allah maka tidak ada yang bisa memberikan petunjuka kepadanya.
(maka aku tahu bahwa ia sedang tersesat/terpisah dari anak-anaknya), maka aku berkata kepadanya : Dari mana engkau berasal ? wanita itu membaca ayat :
“سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى”
Artinya: Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha
(maka aku faham ia datang dari baitil maqdis (palestin). Aku bertanya lagi: Untuk keperluan apa engkau datang ke tempat ini ? wanita itu menjawab dengan membaca ayat :
“وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلاً”
Artinya: mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah .
(Aku faham ia sedang melaksanakan ibadah haji).
Aku bertanya lagi: Apakah engkau telah bersuami ?, Wanita itu menjawab :
“وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ”.
Artinya: Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Aku berkata lagi: Apakah engkau akan ikut menunggangi untaku ? wanita itu menjawab :
“وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللهُ
Artinya: Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya
Perempuan itu Menunggangi Unta
فَلَمَّا أَرَادَتِ الرُّكُوْبَ قَالَتْ: “قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ”، فَأَعْرَضْتُ عَنْهَا. فَلَمَّا رَكِبَتْ قُلْتُ: مَنْ اِسْمُكِ ؟، قَالَتْ: “وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ مَرْيَمَ”، فَقُلْتُ لَهَا: أَلَكِ أَوْلَادُ ؟، قَالَتْ: “وَوَصَّى بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ”، فَعَلِّمْتُ أَنَّ لَهَا أَوْلَادًا. فَقُلْتُ: مَا أَسْمَائُهُمْ ؟، قَالَتْ: “وَكَلَّمَ اللَّهُ مُوسَى تَكْلِيماً، وَاتَّخَذَ اللَّهُ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلاً، يَا دَاوُدُ إِنَّا جَعَلْنَاكَ خَلِيفَةً فِي الْأَرْضِ”.
Maka ketika wanita itu akan menunggangi unta, ia berkata dengan membaca ayat :
“قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ”
Artinya: Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya,
maka aku memalingkan pandanganku darinya. Ketika ia telah menunggang unta, aku bertanya lagi :
siapa namamu ? ia menjawab dengan membaca ayat :
“وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ مَرْيَمَ”
Artinya: Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al Qur’an,
Apakah Perempuan tersebut punya anak?
Kemudian aku bertanya: Apakah engkau mempunyai anak ?
ia menjawab dengan membaca ayat :
“وَوَصَّى بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ”
Artinya: Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub.
(aku faham, bahwa ia telah mempunyai anak) kemudian aku bertanya: Siapa nama-nama mereka?
ia menjawab dengan membaca ayat :
“وَكَلَّمَ اللَّهُ مُوسَى تَكْلِيماً، وَاتَّخَذَ اللَّهُ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلاً، يَا دَاوُدُ إِنَّا جَعَلْنَاكَ خَلِيفَةً فِي الْأَرْضِ”
Artinya: Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung. Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya. Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi.
(aku faham, nama anak-anaknya bernama: musa, ibrohim dan daud)
Mencari Alamat Anaknya
فَقُلْتُ: فِي أَيِّ مَوْضِعٍ أَطْلُبُهُمْ ؟، قَالَتْ: “وَعَلامَاتٍ وَبِالنَّجْمِ هُمْ يَهْتَدُونَ”، فَعَلِّمْتُ أَنَّهُمْ أَدَلَّةُ الرُّكْبِ. فَقُلْتُ: يَا مَرْيَمُ، أَلَا تَأْكُلِيْنَ شَيْئَا ؟، قَالَتْ: “إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمَنِ صَوْماً”. فَلَمَّا وَصَلْنَا إِلَيْهِمْ، وَرَأَوْهَا بَكُوْا. قَالَتْ: “فَابْعَثُوا أَحَدَكُمْ بِوَرِقِكُمْ هَذِهِ إِلَى الْمَدِينَة” الآية، فَسَأَلْتُـهُمْ عَنْهَا، فَقَالُوْا: إِنَّها ضَلَّتْ مُنْذُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ،
Aku berkata lagi : Kemana engkau mencari mereka ? wanita itu menjawab :
“وَعَلامَاتٍ وَبِالنَّجْمِ هُمْ يَهْتَدُونَ”
Artinya: dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). Dan dengan bintang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk.
Aku berkata lagi: Wahai Maryam… Apakah engkau tidak memakan sesuatu ?. Wanita itu menjawab :
“إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمَنِ صَوْماً”
Artinya: Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah,
(aku paham, ia bernadzar melaksanakan puasa sampai ia bertemu dengan anak-anaknya).
Maka ketika kami (aku dan wanita itu) menemukan anak-anaknya, mereka melihat ibunya dan menangis. Wanita itu berkata:
“فَابْعَثُوا أَحَدَكُمْ بِوَرِقِكُمْ هَذِهِ إِلَى الْمَدِينَة” الآية
Artinya: Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini,
Maka aku menanyakan kepada anak-anak wanita itu tentang perihal ibunya, dan Anak-anak itu menerangkan Bahwa ibunya tersesat selama tiga hari.
Nadzarnya Perempuan tersebut
وَقَدْ نَذَرَتْ أَنْ لَا تَتَكَلَّمَ إِلَّا بِالْقُرْآنِ. ثُمَّ بَعْدَ ذَلِكَ رَأَيْتُهُمْ يَبْكُوْنَ، فَسَأَلْتُهُمْ، فَقَالُوْا: إِنَّهَا فِيْ النَّزْعِ. فَدَخَلْتُ وَسَأَلْتُهَا عَنْ حَالِهَا، فَقَالَتْ: “وَجَاءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقّ”. فَلَمَّا مَاتَتْ رَأَيْتُهَا تِلْكَ اللَّيْلَةِ فِيْ الْمَنَامِ، فَقُلْتُ أَيْنَ أَنْتِ ؟، قَالَتْ: “إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَنَهَرٍ. فِي مَقْعَدِ صِدْقٍ عِنْدَ مَلِيكٍ مُقْتَدِرٍ”,
Dan ibunya bernadzar tidak akan berbicara kecuali dengan ayat-ayat al-qur’an.
Kemudian aku melihat mereka menangis, maka bertanya kepada mereka. Mereka menerangkan bahwa ibu mereka dalam keadaan sakarotul maut, Kemudian aku masuk dan menanyakan perihal wanita itu, wanita itu menjawab :
“وَجَاءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقّ”. .
Artinya: Sakarotul Maut telah datang dengan hak
Ketika wanita itu telah wafat, kemudian aku bermimpi pada malam itu, dan dalam mimpi itu aku bertanya padanya: Dimana sekarang engkau berada ? Wanita itu menjawab:
“إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَنَهَرٍ. فِي مَقْعَدِ صِدْقٍ عِنْدَ مَلِيكٍ مُقْتَدِرٍ
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu di dalam taman-taman dan sungai-sungai, di tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Berkuasa.
(Aku faham,bahwa ia telah Allah tempatkan di syurga Na’im)
Subhanallah !
Demikian Uraian kami tentang Kisah Perempuan yang Tidak Bicara Kecuali dengan Al-Quran – Semoga dapat bermanfaat dan memberikan tambahan ilmu pengetahuan untuk kita semua sebagai Pasangan Suami Istri. Abaikan saja uraian kami ini jika pembaca tidak sependapat.Terima kasih atas kunjungannya.
بِاللهِ التَّوْفِيْقُ وَالْهِدَايَةُ و الرِّضَا وَالْعِنَايَةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهْ