Kisah Nabi Zakaria dan Penantian Puluhan Tahun Mengharap Anak – Pada kesempatan ini akan membahas mengenai Kisah nabi Zakaria. Yang mana dalam pembahasan kali ini menjelaskan kisah nabi Zakaria dan penantian beliau selama puluhan tahun mengharap anak. Untuk lebih jelasnya simak artikel Duta Dakwah mengenai Kisah Nabi Zakaria berikut ini.
Kisah Nabi Zakaria dan Penantian Puluhan Tahun Mengharap Anak
Kelompok terakhir para Nabi dan Rasul dari Ishaq : Zakaria, Yahya dan Isa As saling berkaitan, baik dari hubungan darah atau berdekatan waktu dan lokasinya. Untuk sepenuhnya memahami hubungan antara pada nabi ini, ada baiknya untuk membaca seluruh kisah mereka semua.
Pada masa itu, hiduplah diantara Bani Israil seorang pria yang bernama Imran. Dia begitu terkenal sebab kesalehan pada dirinya yang membuat dianggap sebagai salah satu keluarga terbaik sepanjang masa. Ia bukan seorang Nabi dan Rasul, namun rumah tangganya begitu mulia dan tinggi dikerajaan Allah. Sehingga ada satu bab dalam Al Quran yang dinamai menurut namanya.
Imran mempunyai istri yang saleh serta saudara perempuannya menika dengan Zakaria, seorang nabi. Al Quran tidak memberi penjelasan mengenai masa kecil atau masa muda nabi Zakaria.
Oleh karena itu, kisah nabi Zakaria dimulai pada akhir masa dewasa saat ia telah berusia lanjut. Zakaria merupakan seorang Nabi dan utusan Bani Israel. Ia merupakan keturunan langsung dari Nabi daud As dan Sulaiman As serta kegiatan dakwahnya dipusatkan di Bait Al Maqdis, yang mana kuil Sulaiaman As pernah berdiri.
Ini merupakan kisah mengenai seorang lelaki tua lemah yang mencintai dan takut akan Tuhan. Sosok lelaki tua bernama Zkaria yang sudah menghabiskan masa hidupnya untuk memperoleh pengetahuan dan mengajar orang lain, murni untuk menyenangkan Allah SWT.
Didalam Al Quran menceritakan kisah nabi Zakaria dalam surat Ali Imran ayat 3 dan Surat Maqryam Ayat 19 dan ini mirip dengan kisah nabi yang diceritakan dalam Injil Lukas.
Ditunjuk sebagai Wali Maryam
Nabi zakaria merupakan anggota keluarga Imran, keluarga yang diberkati yang anggotanya juga termasuk Isa Al Masih dan ibunya Maryam. Saat Maryam muda, ia pergi ke rumah Doa di Yerusalem, Tuhan dengan kebijaksanaan dan rahmat-Nya menunjuk Zakaria sebagai walinya.
Pada tiap harinya Zakaria akan mengunjungi Maryam untuk memastikan bahwa segala keperluannya tercukupi. Pengabdian Maryam kepada Tuhan membuat Zakari terkesan dan kagum dengan keajaiban yang ia temukan. Dikatakan bahwa ia akan memperoleh berbagai buah musim dingin di musim panas dan berbagai buah musim panas di musim dingin.
Saat Zakaria bertanya mengenai bagaimana Mryam memperoleh berbagai buah tersebut, ia menjawab bahwa Allah Sang Pemelihara, yang telah menyediakan rezeki. Sebagaimana llah telah berfirman dalam QS. Ali Imran Ayat 37, yaitu:
فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُوْلٍ حَسَنٍ وَّاَنْۢبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنًاۖ وَّكَفَّلَهَا زَكَرِيَّا ۗ كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِيَّا الْمِحْرَابَۙ وَجَدَ عِنْدَهَا رِزْقًا ۚ قَالَ يٰمَرْيَمُ اَنّٰى لَكِ هٰذَا ۗ قَالَتْ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يَرْزُقُ مَنْ يَّشَاۤءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ – ٣٧
Artinya :
“Maka Dia (Allah) menerimanya dengan penerimaan yang baik, membesarkannya dengan pertumbuhan yang baik dan menyerahkan pemeliharaannya kepada Zakaria. Setiap kali Zakaria masuk menemuinya di mihrab (kamar khusus ibadah), dia dapati makanan di sisinya. Dia berkata, “Wahai Maryam! Dari mana ini engkau peroleh?” Dia (Maryam) menjawab, “Itu dari Allah.” Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan.”
Saat Zakaria memperhatikan Ketaatn total Mryam kepaa Tuhan dan keyakinannnya yang tidak tergoyahkan kepada-Nya sebagai Penyedia, hal tersebut membukakan matanya pada konsep baru.
Hubungan Nabi Zakaria dan Maryam
Tidak perduli seberapa alternative dan besarnya kebutuhan kita yang tak signifikan terasa bagi kita. Tuhan akan selalu ada untuk menanggapi dan mendengarkan. Hal ini merupakan inisiatif yang sangat penting untuk direnungkan. Tuhan akan memberikan petunjuk kepada hamba-Nya yang adil tanpa ada batas.
Maryam sudah menerima buh diluar musim, Zakaria memohon untuk sesuatu yang menurut standar manusia tidak mungkin. Sebab Zakaria dan istrinya telah sangat tua dan waktu bagi mereka untuk mengandung seorang anak sudah berlalu. Karunia Tuhan tidak dibatasi oleh keterbatasan duniawi dn segala sesuatu mungki dapat terjadi. Zakaria mendapatkn pelajaran penting dari lingkungannya, Maryam.
Meminta Seorang Anak Kepada Allah
Nabi Zkaari pun turut berdoa kepada Allah secara rahasia, ia mengatakan bahwa ia telah menua, rambut menjadi abu-abu dan istrinya pun tua dan mandul. Namun ia menginginkan seorang pewaris yang bisa menyenangkan Allah Swt. Zakaria memohon seorang putra untuk mewarisi darinya, ia tidak berpikir dalam hal kekayaan, sebab ia adalah orang miskin.
Dia menginginkan seorang putra untuk melanjutnya perjuangan Kenabian dan untuk menyebarkan pengetahuan yang ia dapatkan semasa hidupnya. Allah lalu segera menjawab doanya dalam firman QS. Ali Imran ayat 39, yakni:
فَنَادَتْهُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَهُوَ قَاۤىِٕمٌ يُّصَلِّيْ فِى الْمِحْرَابِۙ اَنَّ اللّٰهَ يُبَشِّرُكَ بِيَحْيٰى مُصَدِّقًاۢ بِكَلِمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ وَسَيِّدًا وَّحَصُوْرًا وَّنَبِيًّا مِّنَ الصّٰلِحِيْنَ – ٣٩
Artinya :
“Kemudian para malaikat memanggilnya, ketika dia berdiri melaksanakan salat di mihrab, “Allah menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran) Yahya, yang membenarkan sebuah kalimat (firman) dari Allah, panutan, berkemampuan menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang nabi di antara orang-orang saleh.”
Pada saat Nabi Zakaria memperoleh kabar yang mengejutkan ini, ia lalu berdiri dalam doa. Ia menjawab dengan bertanya bagaimana hal ini dapat terjadi mengingat usia tuanya dan kemadulan istrinya. Tuhan kemudian menegaskan pelajaran yang dipahami oleh Maryam,
قَالَ رَبِّ اَنّٰى يَكُوْنُ لِيْ غُلٰمٌ وَّقَدْ بَلَغَنِيَ الْكِبَرُ وَامْرَاَتِيْ عَاقِرٌ ۗ قَالَ كَذٰلِكَ اللّٰهُ يَفْعَلُ مَا يَشَاۤءُ – ٤٠
Artinya: “Dia (Zakaria) berkata, “Ya Tuhanku, bagaimana aku bisa mendapat anak sedang aku sudah sangat tua dan istriku pun mandul?” Dia (Allah) berfirman, “Demikianlah, Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.” QS. Ali Imran ayat 40.
Dikabulkan Allah SWT
Artikel ini mengingatkan akan reaksi sebelumnya yang diberikan oleh leluhurnya yang jauh yaitu Nabi Ibrahim As. saat diumumkan kepadanya bahwa ia akan memperoleh seorang putra. Hal tersebut bukan pernyataan ketidakpercayaan, melainkan tanda seru kejutan.
Zakaria berkata: “Berilah aku suatu tanda (bahwa isteriku telah mengandung)”. Allah berfirman: “Tandanya bagimu, kamu tidak dapat berkata-kata dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari”.
فَاسْتَجَبْنَا لَهٗ ۖوَوَهَبْنَا لَهٗ يَحْيٰى وَاَصْلَحْنَا لَهٗ زَوْجَهٗۗ اِنَّهُمْ كَانُوْا يُسٰرِعُوْنَ فِى الْخَيْرٰتِ وَيَدْعُوْنَنَا رَغَبًا وَّرَهَبًاۗ وَكَانُوْا لَنَا خٰشِعِيْنَ – ٩٠
Artinya : “Maka Kami kabulkan (doa)nya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya, dan Kami jadikan istrinya (dapat mengandung). Sungguh, mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan, dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka orang-orang yang khusyuk kepada Kami.”
Ia bukan anak biasa, Yahya diberikan hikmat saat masih anak-anak dan diperintahkan oleh Allah untuk berpegang teguh pada Taurat. Yahya bersimpati dan mampu menunjukkan belas kasih dan belas kasihan kepada umat manusia. Tuhan menciptakan Yahya, benar dan bebas dari dosa.
يَا يَحْيَىٰ خُذِ الْكِتَابَ بِقُوَّةٍ ۖ وَآتَيْنَاهُ الْحُكْمَ صَبِيًّا
Artinya: “Hai Yahya, ambillah Al Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak,”.
Dengan doa yang tulus dari sosok lelaki tua dan istinya yang mandul dikabulkn oleh Allah SWT. Dimana menjadi suatu pelajaran yang berharga diajarkan kepada semua umat manusia, karena karunia Allah tak terbatas.
Demikian penjelasan menganai Kisah Nabi Zakaria dan Penantian Puluhan Tahun Mengharap Anak, semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan Anda.