Kisah Nabi Yaqub, Sosok Orang Tua Bijaksana dan Penyabar – Pada kesempatan ini akan membahas mengenai Kisah Nabi Yaqub.
Yang mana dalam pembahasan kali ini menjelaskan mengenai kisah Nabi Yaqub seorang sosok orang tua yang bijaksana dan seorang yang penyabar. Untuk lebih jelasnya simak artikel Duta Dakwah tentang Kisah Nabi Yaqub berikut ini.
Kisah Nabi Yaqub, Sosok Orang Tua Bijaksana dan Penyabar
Nabi yaqub adalah putra dari Nabi Ishaq AS dan Rifqah binti A’zar atau Rebecca. Ia dilahirkan di Palestina, dimana Yaqub melewati perjalanan hidupnya tepat dibawah jejal ayah dan kakeknya. Ia juga memiliki suatu keyakian penuh akan kesaan Tuhan.
Dia juga mengarahkan pengikutnya untuk berbuat kebaikan dan menghindari kejaharan. Nabi Yaqub jug menyarnkan agar mereka senantiasa terus berdoa dan memberikan sedekah. Ia merupakan cermianan orang yang bijaksana dan damai. tuhan memberikan berkah-Nya kepada dirinya dan pada kerabat dan kerabatnya.
Seperti halnya dijelaskan dlam QS. As Shaffat ayat 113, yakni:
وَبَارَكْنَا عَلَيْهِ وَعَلَىٰ إِسْحَاقَ ۚ وَمِنْ ذُرِّيَّتِهِمَا مُحْسِنٌ وَظَالِمٌ لِنَفْسِهِ مُبِينٌ
Artinya: “Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishaq. Dan diantara anak cucunya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang Zalim terhadap dirinya sendiri dengan nyata.”
Pada usia yang ke-60 Nabi Ishaq AS diberkati dengan sepasang nak kembar yakni Esau atau Al Aish dan Yaqub. Al Aish/ Esau merupakan seorang pemburu dan menyediakan daging untuk orang tunya yang telah lanjut usia. Yaqun terpilih menjadi Nabi Bani Israil (Israel).
Pernikahan dan Keturunan Nabi Yaqub
Diceritakan bahwa pamannya yakni Laban membut Nabi yaqub AS melayaninya selama 7 (tujuh) tahun dengan janji menikahi Rahel bersamanya.
Di akhir periode ini, pernikahan itu diresmikan. Lalu dia menandatangani kontrak pernikahan dengan 4 (tga) wanita lagi. Nabi Yaqub AS mempunyai 4 (empat) istri dan 12 putra yang menjadi nenek moyang dari 12 suku. Nbi Yusuf AS dan Benyamin berasal dari Rahel. Nabi Yaqub AS sangatlah menyayangi mereka.
Salah satu yang menjadi pelajaran abadi yakni penggambaran fasih karakter Nabi Yaqub AS yang faasih. Dimana menjadi kesaksian akan keimanannya yang tak tergoyahkan.
Di dalam Al Quran menjelaskan mengenai kebijaksanaan dan penegtahuan ilahi sebagai oraang tua dan orang yang beriman dalam QS. Ysuf ayat 68, yakni:
وَلَمَّا دَخَلُوا مِنْ حَيْثُ أَمَرَهُمْ أَبُوهُمْ مَا كَانَ يُغْنِي عَنْهُمْ مِنَ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا حَاجَةً فِي نَفْسِ يَعْقُوبَ قَضَاهَا ۚ وَإِنَّهُ لَذُو عِلْمٍ لِمَا عَلَّمْنَاهُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
Artinya :
“Dan tatkala mereka masuk menurut yang diperintahkan ayah mereka, maka (cara yang mereka lakukan itu) tiadalah melepaskan mereka sedikitpun dari takdir Allah, akan tetapi itu hanya suatu keinginan pada diri Ya’qub yang telah ditetapkannya. Dan sesungguhnya dia mempunyai pengetahuan, karena Kami telah mengajarkan kepadanya. Akan tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.”
Sifat tabah yang dimiliki Nabi Yaqub As tampak jelas disepanjang berbagai cobaan yang sulit dialaminya, dimana melibatkan keluarganya sendiri. Ibn Qayyim Al-Jawziyya mengatakan :
“Iman (iman) adalah dua bagian: setengahnya adalah kesabaran dan sisanya adalah rasa terima kasih.”
Kebijaksanaan Yaqub
Sebagaimana Allah SWT telah berfirman dalam QS. Yusuf ayat 5 – 6, yakni:
قَالَ يَا بُنَيَّ لَا تَقْصُصْ رُؤْيَاكَ عَلَىٰ إِخْوَتِكَ فَيَكِيدُوا لَكَ كَيْدًا ۖ إِنَّ الشَّيْطَانَ لِلْإِنْسَانِ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Artinya : “Ayahnya berkata: “Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan)mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.”
وَكَذَٰلِكَ يَجْتَبِيكَ رَبُّكَ وَيُعَلِّمُكَ مِنْ تَأْوِيلِ الْأَحَادِيثِ وَيُتِمُّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكَ وَعَلَىٰ آلِ يَعْقُوبَ كَمَا أَتَمَّهَا عَلَىٰ أَبَوَيْكَ مِنْ قَبْلُ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْحَاقَ ۚ إِنَّ رَبَّكَ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
Artinya : “Dan demikianlah Tuhanmu, memilih kamu (untuk menjadi Nabi) dan diajarkan-Nya kepadamu sebahagian dari ta’bir mimpi-mimpi dan disempurnakan-Nya nikmat-Nya kepadamu dan kepada keluarga Ya’qub, sebagaimana Dia telah menyempurnakan nikmat-Nya kepada dua orang bapakmu sebelum itu, (yaitu) Ibrahim dan Ishak. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
Dengn kebijaksanaan Yaqub sebagai seorang ayak berlaku dalam respon yang sangat memelihara dan mendukung Yusuf yang mendekatinya. Untuk berbagi mimpinya mengenai 11 bintang, matahari dan bulan agar bersujud kepadanya.
Ayat tersebut, menggambarkan respon Yaqub, dengan mengungkapkan hubungan dekat diantara ayah dan anak. Dengan mengakui akan pentingnya mimpi Yusuf dan menvalidsi pengalamannya dengan menginagtkannya akan berka Allah SWT atas dirinya dan leluhurnya.
Ia juga menasehati Yusuf agar merahasiakan mimpi tersebut, dengan begitu menampilkan kedalaman akan wawasan mengenai sifat manusia. Alih-alih mengabadikan perasaan penolakan yang tidak diperlukan antara Yusuf dan 10 saudaranya yang lebih tua.
Yaqub juga menyoroti setan sebagai pelaku perbuatan salah. Ia menghindari menyiroti akan kelemahan apapun, sebab iri hati kedalam karakter putranya. Namun sebaliknya ia membawa perhatian Yusuf kepada Setan sebgai sumber potensi konflik antara dia dan para saudaranya.
Pertemuan diantara ayah dan anak ini menunjukkan bahwa pentingnya mengembangkan hubungan keluarga berdasrkan keterbukaan dan transparansi. Dengan menanggapi dengan penuh perhatian yang tulus terhadap pengalaman anak mereka. Orang tua akan menjaga komunikasi tetap terbuka sebgai bentuk dialog dan nasihat dimasa depan.
Kesabaran Nabi Yaqub
Disaat kisah ini terungkap, didalam Al Quran menggambarkan para saudara Nabi Yusuf AS menyembunyikan perasaan buruk terhadap adik lelaki mereka dan menuduh ayah mereka pilih kasih.
Setelah meminta persetujuan dari ayahnya, kemudian mereka membawa Yusufdlam perjalanan santai dengan maksud untuk menyingkirkannya. Mereka melemparkan Yusuf kedlam sumur dan kembali kepada ayah mereka dengan memberikan berita palsu akan kematian Yusuf.
Sebagaimana Allah telah berfirman dalam QS. Yusuf ayat 16-18, yakni:
وَجَاءُوا أَبَاهُمْ عِشَاءً يَبْكُونَ. قَالُوا يَا أَبَانَا إِنَّا ذَهَبْنَا نَسْتَبِقُ وَتَرَكْنَا يُوسُفَ عِنْدَ مَتَاعِنَا فَأَكَلَهُ الذِّئْبُ ۖ وَمَا أَنْتَ بِمُؤْمِنٍ لَنَا وَلَوْ كُنَّا صَادِقِينَ. وَجَاءُوا عَلَىٰ قَمِيصِهِ بِدَمٍ كَذِبٍ ۚ قَالَ بَلْ سَوَّلَتْ لَكُمْ أَنْفُسُكُمْ أَمْرًا ۖ فَصَبْرٌ جَمِيلٌ ۖ وَاللَّهُ الْمُسْتَعَانُ عَلَىٰ مَا تَصِفُونَ
Artinya : “Kemudian mereka datang kepada ayah mereka di sore hari sambil menangis. Mereka berkata: “Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala; dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah orang-orang yang benar”.
Mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) dengan darah palsu. Ya’qub berkata: “Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu; maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan”.
Semenjk saat itu, Nabi Yakqub diliputi rasa sedih dan kepahitan yang berkepanjangan sebab kehilangan putra tercintanya yakni Nabi Yusuf. Sepanjang hari ia menangis akan kepergian Nabi Yusuf AS dan akhirnya ia menjadi buta.
Namun, Allah SWT telah memberikan Nabi Yaqub kekuatan agar dapat melewatinya yang selanjutnya menunjukkan apa yang benar.
Tidak seperti respon orang tua yang khas, bahwa Nabi Yaqub menanggapi akan berita kematian Ysusf dengan tekad kuat. Walaupun pada akhirnya ia tahu bahwa para putranya telah melakukan perbuatan dosa dan menyampaikan berita palsu kepadanya. Ia memutuskan untuk merespon dengan penuh kesabaran.
Kematian Nabi Yaqub
Berselang lama kemudian ia mengetahuan bahwa Nabi Yusuf masih hidup. Ia adalah penjaga gudang yang berada di Mesir. Nabi Yaqub AS bersama seluruh keluarga pergi menuju Mesir atas undangan putranya. Mereka diberikn sambutan penuh kehangatan. Nabi Yaqub akhirnya menetap di Mesir dan meninggal pada usia 140 tahun yang dimakamkan di Hebron (al Khalil) sesuai dengan kehendaknya.
Saat Nabi Yaqub berada pada titik akhir kematiannya, ia memanggil para anaknya dan berbicara dengan mereka. Dijelaskan di dlam QS. Al Baqarah ayat 132-133, yakni :
وَوَصَّىٰ بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَىٰ لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. أَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاءَ إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ الْمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِنْ بَعْدِي قَالُوا نَعْبُدُ إِلَٰهَكَ وَإِلَٰهَ آبَائِكَ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِلَٰهًا وَاحِدًا وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ
Artinya : “Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam”.
“Adakah kamu hadir ketika Ya’qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab: “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya”.
Demikian penjelasan mengenai Kisah Nabi Yaqub, Sosok Orang Tua Bijaksana dan Penyabar, semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan Anda.