Kisah Nabi Nuh As dan Tenggelamnya Para Kaum Nabi Nuh As – Pada kesempatan kali ini Duta Dakwah akan menceritakan tentang kisah Nabi Nuh As. Yang mana dalam pembahasan kali ini menjelaskan tentang kesabaran Nabi Nuh As dalam berdakwah dan turunnya azab bagi kaum Nabi Nuh As serta anak dan istrinya karena kemungkaran yang telah di berbuatnya. Untuk lebih jelasnya mari simak artikel di bawah ini.
Kisah Nabi Nuh As dan Tenggelamnya Para Kaum Nabi Nuh As
Dalam menyebarkan ajaran agama Allah, tentunya Nabi Nuh AS penuh rintangan dan cobaan dari para kaumnya. Mereka selalu mencemooh, menghina, dan menganggap Nabi Nuh menyebarkan aliran yang sesat karena menyimpang dari tradisi terdahulu yang ia lakukan sekarang.
Walaupun begitu, masih ada hati orang-orang yang lunak dan mau menjadi pengikut sang nabi dan beriman kepada Allah, terutama para golongan orang-orang fakir dan miskin. Sedangkan raja dan orang yang mampu atau orang-orang kaya terus menentang ajaran yang di bawa oleh Nabi nuh.
Seiring berjalanya waktu cobaan terus bedatangan menimpa Nabi Nuh AS sampai bertahun-tahun akan tetapi Nabi Nuh tetap bersabar menjalaninya. Walaupun tidak banyak dari umatnya yang bersedia bertaubat dan kembali ke ajaran allah. Hingga akhirnya, beliau berdoa memohon kepada Allah agar umatnya yang keras kepala dan durhaka kepada utusan allah dan ajaranya supaya di beri azab untuk pelajaran bagi ummat yang akan datang.
Doa nabi Nuh pun di terima dan dikabulkan oleh allah, kemudin Allah SWT memerintahkan beliau untuk membuat sebuah kapal yang sangat besar.
Sekilas tentang Nabi Nuh AS
Nabi Nuh AS adalah merupakan rosul yang ketiga setelah Nabi Idris AS. Beliau juga termasuk golongan yang di beri gelar sebagai Ulul Azmi karena ketabahannya dalam menyiarkan ajaran Allah SWT. Pemberian gelar tersebut telah dijelaskan dalam al quran Surah Al-Ahqaf ayat ke-35 dan surat Asy-Syura ayat ke-13.
Sebelum diangkat menjadi rasul, nabi Nuh Aa dikenal sebagai seorang yang gemar bersyukur, rajin, tekun, dan taat kepada printah Allah. Nabi Nuh pun tinggal di tengah-tengah masyarakat yang menyimpang dari ajaran agama allah.
Rata-rata semua yang tinggal di sekitar nabi nuh as, adalah penyembah berhala, yang mana nama-nama berhala tersebut diambil dari golongan orang-orang saleh terdahulu, seperti Wad, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq, dan Nasr. Semua yang telah di lakukannya hanya untuk mengenang serta mengkultuskan orang-orang saleh yang telah meninggal terlebih terdahulu.
Kisah Nabi Nuh AS Diutus Menjadi Rasul
Di tengah-tengah porak porandanya masyarakat sekitar, Allah SWT kemudian mengutus sesorang menjadi rasul yaitu Nabi nuh pada saat masih berusia 480 tahun. Kala itu, nabi Nuh didatangi langsung oleh Malaikat Jibril yang mana membuat beliau nabi nuh bertanya-tanya siapakah pria tampan yang ada di depanya.
Kemudian, malaikat Jibril pun menjelaskan siapa dirinya dan apa maksud tujuannya, malaikat jibril datang hanya menyampaikan pesan dari sang kholiq, bahwasanya Allah mengutus beliau untuk menjadi rasul. Kemudian malaikat jibrilpun memakaikan baju mujahidin, melilitkan serban kemenangan, dan ikat pinggang saiful azmi kepada Nabi Nuh AS.
Selanjutnya, malaikat Jibrilpun memerintahkan beliau Nabi Nuh As untuk memberi peringatan kepada raja yang dzolim, pada saat itu yang memimpin adalah raja Darmasyil bin Fumail bin Jij bin Qabil bin Adam. Raja Darmasyil adalah manusia pertama di bumi yang memeras,meminum arak, berjud*, membuat baju yang dihiasi emas, dan banyak lagi keonara-keonaran yang di buatnya.
Raja Darmasyil dan semua rakyatnya adalah penyembah lima berhala utama yaitu (Wad, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq, dan Nasr) yang dikelilingi lebih dari seribu patung. Dan lima patung tersebut dibuatkan rumah yang berasal dari batu marmer warna-warni dan kursi-kursi yang bahanya terbuat dari emas.
Bukan hanya itu saja, ummat Nabi Nuh inipun mempunyai ritual khusus setiap tahunnya. Seperti menyalakan api, memberikan kurban, dan bersujud serta memuliakan patung-patung tersebut sembari diiringi alat musik dan berpesta meminum arak.
Kisah Nabi Nuh AS Mendapat Cobaan saat Berdakwah
Setelah Nabi Nuh As diangkat menjadi rasul, Nabi Nuh AS memiliki kewajiban untuk berdakwah menyebarkan agama Allah. Beliau berusaha dengan sepenuh hati dan jiwa raganya untuk memberi peringatan kepada mereka agar kembali ke jalan Allah dengan meninggalkan semua berhala-berhala yang disembahnya.
Kemudian ada beberapa orang yang bersedia mengikuti ajakan sang nabi, terutama adalah golongan duafa dan fakir. Sedangkan orang-orang yang kaya dan kuat menolak mentah-mentah ajaran Nabi Nuh AS, termasuk istrinya sendiri dan anaknya yang bernama kan’an.
Mereka semua kerap mencela, meremehkan, dan menghina Nabi Nuh AS serta pengikut Nabi Nuh yang lemah dan miskin. Selain itu, Nabi Nuh juga di katakan sebagai pembawa ajaran yang sesat, karena telah menyimpang dari ajaran leluhurnya terdahulu.
Walaupun begitu, Nabi Nuh AS tak pernah berputus asa untuk menyadarkan kaumnya baik secara rahasia maupun terang-terangan.
Namun, karena hatinya sudah kotor dan keras, maka mereka terus-menerus membantah, berlaku sombong, sampai melampaui batas yang membuat Nabi Nuh As bersedih.
Kisah Nabi Nuh AS saat Membuat Kapal
Nabi Nuh As telah menjalankan perintah allah untuk berdakwah menyebarkan agama allah selama ratusan tahun. Akan tetapi, yang mau mengikuti ajaran Nabi Nuh As untuk beriman dan bertaqwa kepada Allah bisa di hitung dengan jari, yakni berjumlah sekitar 70–80 orang.
Keadaan tersebut membuat sang Nabi kecewa dan bersedih, kemudian beliau berdo’a memohon kepada Allah agar azab menimpa ummatnya. Karena Nabi Nuh Khawatir Jika mereka dibiarkan hidup di muka bumi ini, dia akan saling sesat menyesatkan dan tentunya akan memberi keturunan-keturunan yang berbuat kemungkaran. Sekaligus menjadi peringatan bagi kaum yang akan datang.
Allah pun mengabulkan do’a Nabi Nuh As, kemudian Nabi Nuh As di perintahkan supaya membuat kapal yang sangat besar untuk mangangkut pengikutnya dan para hewan-hewan. Setelah itu, beliau pun langsung memulai membuat kapal yang bukan main besar yang dibantu oleh para pengikutnya.
Namun setiap kali kaumnya melewati tempat pembuatan kapal, orang-orang tersebut tambah menjadi-jadi mengejek dan menghina Nabi Nuh AS dan para pengikutnya. Mereka berfikir tindakan Nabi Nuh tersebut adalah tindakan yang paling bodoh yang mereka temui, karena beliau membuat kapal tersebut di Gurun Sahara yang di sekitarnya tidak ada laut tidak ada sungai.
Namun, sang nabi pun tetap bersabar untuk menghadapi umatnya yang telah menhina bahkan menyakitinya, akan tetapi Nabi Nuh tetap melanjutkan pembuatan kapal hingga selesai. Karena Nabi Nuh AS dan pengikutnya tahu bahwa sebentar lagi akan diturunkan azab bagi kaum Nabi Nuh yang berupa banjir bah dan kapal tersebut yang akan menyelamatkan Nabi Nuh dan pengikutnya dan semua hewan-hewan atas izin Allah.
Kisah Umat Nabi Nuh AS yang Diazab Allah SWT
Setelah pembutan kapal besar selesai, Nabi Nuh AS memerintahkan kepada seluruh pengikutnya dan seluruh hewan darat dengan berpasang-pasang supaya naik ke dalam kapal.
Allah memerintahkan Nabi Nuh As untuk membawa seluruh binatang secara berpasang pasangan, karena azab yang di turunkan akan membinasakan seluruh makhluk hidup, terkecuali yang ikut dengan Nabi Nuh menaiki kapal. Setelah semua siap, Allah pun langsung menurunkan hujan yang sangat lebat dari langit serta memerintahkan seluruh air untuk menenggelamkan bumi.
Dan akhirnya Banjir besar pun terjadi di mana-mana. Atas izin Allah, kapal raksasa itu mulai berlayar dan menyelamatkan Nabi Nuh AS beserta seluruh pengikutnya. Namun di tengah-tengah perjalanan, beliau bertemu anaknya yang bernama (Kan’an) dan memanggilnya agar naik ke dalam kapal.
Namun, kan’an menolak ajakan ayahnya untuk naik ke kapal, dan kan’an pun berkata kepada ayahnya, bahwa ia akan mendaki gunung yang paling tinggi sehingga selamat dari bencana banjir. Lalu, Nabi Nuh AS pun berkata kepada kan’an, “Tidak akan ada yang bisa melindungi pada hari ini dari azab Allah melainkan Allah Yang Maha Penyayang.” (Q.S. Hud: 43)
Jadi tidak akan ada gunanya menaiki gunung setinggi apapun, karena gelombang air yang semakin membesar mampu menenggelamkan pucuk gunung paling tinggi di dunia, dan pada ahirnya semua umat Nabi Nuh AS yang durhaka telah tenggelam, termasuk anak dan istrinya.
Beberapa minggu kemudian, banjir besar itu pun mulai surut, dan kapal yang ditumpangi Nabi Nuh pun terdampar di Gunung Judy. Setelah itu, mereka turun dari kapal, melepaskan semua hewan-hewan yang diangkut, di mulai dari situlah mereka ummat Nabi Nuh menjalani hidup dengan damai dan penuh ketaatan kepada Allah SWT. Nabi nuh dan pengikutnya pun sangat bersyukur karena telah diselamatkan Allah SWT.
Kisah Wafatnya Nabi Nuh AS
Allah SWT mengaruniai Nabi Nuh AS usia yang begitu panjang, yakni hingga 950 tahun. Perihal ini sesuai dengan penjelasan dalam ayat Alquran yang artinya, “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun.” (Q.S. Al ‘Ankabut: 14)
Saat ajal Nabi Nuh As hampir tiba, malaikat mautpun mendatangi sang nabi seraya mengucapkan salam. Dan Beliau menjawab salam tersebut dan bertanya siapakah dia dan apa tujuannya kemari. Malaikat pun menjawab peetanyaan Nabi Nuh, “Saya adalah malaikat pencabut nyawa yang datang untuk mencabut nyawamu wahai Nabiyulloh.”
Mendengar jawaban itu, beliau pun terkejut. Kemudian malaikat bertanya kepada Nabi Nuh, apa yang membuat beliau bersedih wahai Nabiyullah, sesungguhnya engkau telah diberi umur yang sangat panjang. Nabi Nuh AS pun menjawab pwetanyaan malaikat, “sesungguhnya Saya menemukan dunia ini bagaikan rumah yang memiliki dua pintu, satu pintu untuk masuk dan satu lagi untuk keluar.”
Kemudian, sang malaikat memberi beliau segelas minuman yang tiada duanya yaitu minuman dari surga. “Minumlah isi gelas ini agar engkau bisa tenang dan tidak ketakutan lagi” kemudian Nabi Nuh AS mengambil gelas itu dan meminumnya.
Setelah meminum air dari surga, tubuh Nabi Nuh AS pun roboh, dan saat itu pula Nabi Nuh wafat, kemudian memandikan, mengafani, menyalatkan, dan menguburkan beliau.
Demikianlah mengenai Kisah Nabi Nuh As dan Tenggelamnya Para Kaum Nabi Nuh As semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita. Terima kasih.