Kisah Nabi Adam Alaihissalam yang Turun Dari Surga – Pada kesempatan ini Duta Dakwah akan membahas Kisah Nabi Adam. Yang mana dalam pembahasan kali ini menjelaskan kisah Nabi Adam Alaihissalam turun dari surga dengan secara singkat dan jelas. Untuk lebih jelasnya simak artikel berikut ini.
Kisah Nabi Adam Alaihissalam yang Turun Dari Surga
Setelah mengambil tanah dari bumi, lalu Israil mengadap Allah SWT. kemudian Allah SWT. berfirman :
“Wahai Israil, Engkau yang Ku tugaskan untuk mengambil tanah dan kelak engkau pula yang Aku tugaskan untuk mencabut nyawa manusia”.
Lalu Israil berkata : “Wahai Tuhanku, Hamba takut akan dibenci oleh seluruh anak Adam.”
Allah Swt menjawab melalui firmannya :
“Tidak, Mereka (manusia) tidak akan memushi engkau”. Aku yang mengaturnya.
Lalu Aku jadikan ada sebab untuk mendatangkan kematian mereka seperti terbunuh, terbakar dsb.
Akhirnya, wujud Adam menjadi sempurna. Allah kemudian meniupkan ruh kepadanya. Setelah ruh ditiupkan, Allah menyampaikan sebuah titah kepada para malaikat. Titah itu juga berlaku bagi makhluk lain yang saat itu berada dekat dengan para malaikat. Isi titah menyebutkan agar para malaikat bersujud kepada Adam.
Suatu penghormatan yang tak diberikan kepada makhluk selainnya. Alhasil, para malaikat patuh kepada titah sang pencipta. Mereka bersujud kepada Adam. Namun, ada makhluk yang membangkang. Dialah si Sombong Iblis. Makhluk dari kalangan bangsa jin ini merasa sok hebat. Dia merasa lebih mulia ketimbang Adam. Alasannya, iblis diciptakan dari api, sedangkan Adam dari tanah. Api lebih baik daripada tanah?
Adam Menghuni Syurga
Adam diberi tempat oleh Allah di surga dan baginya diciptakanlah Hawa untuk mendampinginya dan menjadi teman hidupnya. Menghilangkan rasa kesepiannya dan melengkapi keperluan fitrahnya untuk mengembangkan keturunan.
Menurut cerita para ulamat, Hawa diciptakan oleh Allah dari salah satu tulang rusuk Adam yang disebelah kiri diwaktu ia masih tidur. Sehingga ketika ia terjaga, ia melihat Hawa sudah berada di sampingnya. Ia ditanya oleh malaikat:
“Wahai Adam! Apa dan siapakah makhluk yang berada di sampingmu itu?”
Berkatalah Adam:
“Seorang perempuan.”
Sesuai dengan fitrah yang telah diilhamkan oleh Allah kepadanya.
“Siapa namanya?”tanya malaikat lagi.
“Hawa” jawab Adam.
“Untuk apa Tuhan menciptakan makhluk ini?”,tanya malaikat lagi.
Adam menjawab:
“Untuk mendampingiku, memberi kebahagian bagiku dan mengisi keperluan hidupku sesuai dengan kehendak Allah.”
Allah berpesan kepada Adam:
“Tinggallah engkau bersama isterimu di surga, rasakanlah kenikmatan yang berlimpah-limpah didalamnya, rasailah dan makanlah buah-buahan yang lazat yang terdapat di dalamnya sepuas hatimu dan sekehendak nasfumu. Kamu tidak akan mengalami atau merasa lapar,dahaga ataupun letih selama kamu berada di dalamnya.
Akan tetapi Aku ingatkan janganlah makan buah dari pohon ini yang akan menyebabkan kamu celaka dan termasuk orang-orang yang zalim. Ketahuilah bahawa Iblis itu adalah musuhmu dan musuh isterimu, ia akan berusaha membujuk kamu dan menyeret kamu keluar dari syurga sehingga hilanglah kebahagiaan yang kamu sedang nikmat ini.”
Iblis Mulai Beraksi Menghasud Adam dan Hawa
Sesuai dengan ancaman yang diucapkan ketika diusir oleh allah dari Syurga akibat pembangkangannya dan terdorong pula oleh rasa iri hati dan dengki terhadap Adam. Yang menjadi sebab sampai ia terkutuk dan terlaknat selama-lamanya tersingkir dari singgahsana kebesarannya. Iblis mulai menunjukkan rancangan penyesatannya kepada Adam dan Hawa yang sedang hidup berdua di surga yang tenteram, damai dan bahagia.
Ia menyatakan kepada mereka bahawa ia adalah kawan mereka dan ingin memberi nasihat dan petunjuk untuk kebaikan dan mengekalkan kebahagiaan mereka. Segala cara dan kata-kata halus digunakan oleh Iblis untuk mendapatkan kepercayaan Adam dan Hawa bahwa ia betul-betul jujur dalam nasihat dan petunjuknya kepada mereka.
Ia membisikan kepada mereka bahwa.larangan Tuhan kepada mereka memakan buah-buah yang ditunjuk itu adalah karena dengan memakan buah itu mereka akan menjelma menjadi malaikat dan akan hidup kekal. Diulang-ulangilah bujukannya dengan menunjukkan akan harumnya bau pohon yang dilarang indah bentuk buahnya dan lazat rasanya. Sehingga pada akhirnya termakanlah bujukan yang halus itu oleh Adam dan Hawa dan dilanggarlah larangan Tuhan.
Allah mencela perbuatan mereka itu dan berfirman yang bermaksud:
“Tidakkah Aku mencegah kamu mendekati pohon itu dan memakan dari buahnya dan tidakkah Aku telah ingatkan kamu bahawa syaitan itu adalah musuhmu yang nyata.”
Adam dan Hawa mendengar firman Allah itu sedarlah ia bahawa mereka telah terlanggar perintah Allah dan bahawa mereka telah melakukan suatu kesalahan dan dosa besar.
Seraya menyesal berkatalah mereka:
“Wahai Tuhan kami! Kami telah menganiaya diri kami sendiri dan telah melanggar perintah-Mu karena terkena bujukan Iblis. Ampunilah dosa kami karena niscaya kami akan tergolong orang-orang yang rugi bila Engkau tidak mengampuni dan mengasihi kami.”
Adam dan Hawa Diturunkan Ke Bumi
Allah telah menerima taubat Adam dan Hawa serta mengampuni perbuatan pelanggaran yang mereka telah lakukan. Hal mana telah melegakan dada mereka dan menghilangkan rasa sedih akibat kelalaian peringatan Tuhan tentang Iblis. Sehingga terjerumus menjadi mangsa bujukan dan rayuannya yang manis namun berancun itu.
Adam dan Hawa merasa tenteram kembali setelah menerima pengampunan Allah dan selanjutnya akan menjaga jangan sampai tertipu lagi oleh Iblis. Dan akan berusaha agar pelanggaran yang telah dilakukan dan menimbulkan murka dan teguran Tuhan itu menjadi pengajaran bagi mereka berdua untuk lebih berhati-hati menghadapi tipu daya dan bujukan Iblis yang terlaknat itu.
Harapan untuk tinggal terus di syurga yang telah pudar karena perbuatan pelanggaran perintah Allah. Hidup kembali dalam hati dan fikiran Adam dan Hawa yang merasa kenikmatan dan kebahagiaan hidup mereka di surga tidak akan terganggu oleh sesuatu. Bahwa ridha Allah serta rahmatnya akan tetap melimpah di atas mereka untuk selama-lamanya.
Akan tetapi Allah telah menentukan dalam takdir-Nya apa yang tidak terlintas dalam hati dan tidak terfikirkan oleh mereka. Allah SWT yang telah menentukan dalam takdir-nya bahwa bumi yang penuh dengan kekayaan untuk dikelolanya. Akan dikuasai kepada manusia keturunan Adam memerintahkan Adam dan Hawa turun ke bumi sebagai benih pertama dari hamba-hambanya yang bernama manusia itu.
Berfirmanlah Allah kepada mereka:
“Turunlah kamu ke bumi sebagian daripada kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain kamu dapat tinggal tetap dan hidup disan sampai waktu yang telah ditentukan.”
Turunlah Adam dan Hawa ke bumi menghadapi cara hidup baru yang jauh berlainan dengan hidup di syurga yang pernah dialami dan yang tidak akan berulang kembali. Mereka harus menempuh hidup di dunia yang fana ini dengan suka dan dukanya dan akan menurunkan umat manusia yang beraneka ragam sifat dan tabiatnya berbeda-beda warna kulit dan kecerdasan otaknya.
Umat manusia yang akan berkelompok-kelompok menjadi suku-suku dan bangsa-bangsa di mana yang satu menjadi musuh yang lain. Saling bunuh-membunuh, aniaya-menganianya dan tindas-menindas. Sehingga dari waktu ke waktu Allah mengutus nabi-nabi-Nya dan rasul-rasul-Nya memimpin hamba-hamba-Nya ke jalan yang lurus penuh damai kasih sayang di antara sesama manusia. Jalan yang menuju kepada ridha-Nya dan kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat.
Kisah Adam dalam Al-Quran
Al Quran menceritakan kisah Adam dalam beberapa surah di antaranya surah Al Baqarah ayat 30 hingga ayat 38 dan surah Al A’raaf ayat 11 hingga 25.
Pengajaran Yang Terdapat Dari Kisah Adam
Bahawasanya hikmah yang terkandung dalam perintah-perintah dan larangan-larangan Allah dan dalam apa yang diciptakannya. Kadangkala tidak atau belum dapat dicapai oleh otak manusia bahkan oleh makhluk-Nya yang terdekat. Sebagaimana telah dialami oleh para malaikat tatkala diberitahu bahwa Allah akan menciptakan manusia – keturunan Adam untuk menjadi khalifah-Nya di bumi.
Sehingga mereka seakan-akan berkeberatan dan bertanya-tanya mengapa dan untuk apa Allah menciptakan jenis makhluk lain daripada mereka yang sudah patuh rajin beribadat, bertasbih, bertahmid dan mengagungkan nama-Nya.
Bahwasanya manusia walaupun ia telah dikurniakan kecerdasan berfikir dan kekuatan fizikal dan mental ia tetap mempunyai beberapa kelemahan pada dirinya seperti sifat lalai, lupa dan khilaf. Hal mana telah terjadi pada diri Nabi Adam yang walaupun ia telah menjadi manusia yang sempurna dan dikurniakan kedudukan yang istimewa di syurga ia tetap tidak terhindar dari sifat-sifat manusia yang lemah itu.
Ia telah lupa dan melalaikan peringatan Allah kepadanya tentang pohon terlarang dan tentang Iblis yang menjadi musuhnya dan musuh seluruh keturunannya, sehingga terperangkap ke dalam tipu daya dan terjadilah pelanggaran pertama yang dilakukan oleh manusia terhadap larangan Allah.
Bahwasanya seseorang yang telah terlanjur melakukan maksiat dan berbuat dosa tidaklah ia sepatutnya berputus asa dari rahmat dan ampunan Tuhan. Asalkan ia sadar akan kesalahannya dan bertaubat tidak akan melakukannya kembali. Rahmat allah dan maghfirah-Nya dapat mencakup segala dosa yang diperbuat oleh hamba-Nya kecuali syirik bagaimana pun besar dosa itu asalkan diikuti dengan kesadaran bertaubat dan pengakuan kesalahan.
Sifat sombong dan congkak selalu membawa akibat kerugian dan kebinasaan. Lihatlah Iblis yang turun dari singgahsananya dilucutkan kedudukannya sebagai seorang malaikat dan diusir oleh Allah dari surga dengan disertai kutukan dan laknat yang akan melekat kepada dirinya hingga hari Kiamat. Karena kesombongannya dan kebanggaaannya dengan asal-usulnya, sehingga ia menganggap dan memandang rendah kepada Nabi Adam dan menolak untuk sujud menghormatinya walaupun diperintahkan oleh Allah SWT.
Demikian penjelasan tentang Kisah Nabi Adam Alaihissalam yang Turun Dari Surga. Semoga dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan Anda. Terima kasih.