Khutbah Gerhana Bulan; Allah Meperlihatkan Tanda Kekuasaan-Nya – Pada kesempatan kali ini Duta Dakwah akan menuliskan materi Khutbah Gerhana Bulan dengan tema; Allah Meperlihatkan Tanda Kekuasaan-Nya Dan dalam Penulisannya kami tulis secara sederhana, singkat dan dikemas menjadi teks khutbah. Untuk lebih jelasnya silahkan baca saja hingga rampung.
Khutbah Gerhana Bulan; Allah Meperlihatkan Tanda Kekuasaan-Nya
Dalam pelaksanaan khutbah gerhana, baik gerhana bulan maupun gerhana matahari itu dilaksanakan setelah sholat. Khutbah tersebut itu sama seperti melaksanakan khutbah idul fitri artau idul adha, bedanya tidak ada takbir di awal khutbah. Pelakasanaan khutbah kalau dalam fiqih syafi’i itu tetap dengan dua kali khutbah seperti khutbah jum’at dalam rukunnya tidak dalam syaratnya, meskipun boleh hanya denga satu Khutbah. Salah satu di antara yang saya baca dalam Nihayatuzaen adalah sebagai berikut;
ويخطب الإمام في الكسوفين ولو بعد الانجلاء: كخطبتي العيد لكن لا يكبر فيهما. قال بعضهم: ويحسن أن يستغفر لأنه لائق بالحال لأن الكسوف مما يخوف الله به عباده، ولا يشترط فيهما شروط خطبة الجمعة، بل تسنّ كما في خطبة العيد، ولا يكفي خطبة واحدة، ويحث فيهما السامعين على فعل الخير من توبة وصدقة وعتق ونحوها
Intinya menurut pendapat sebagaian ulama; jika mau, maka bacakan istigfar pada awal khutbah pertama dan awal khutbah kedua.
Materi Khutbah Pertama
السّلام عليكم ورحمة الله وبركاته
اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَاخْتِلَافَ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآَيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ . أَشْهَدُ أَنْ لاإِلهَ إِلا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً تُنْجِيْ قَائِلَهَا عَنِ الْمُهْلِكَاتِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ السَّدَاتِ. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا، أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ ! أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَىْ اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، وَأَحُثُّكُمْ وَنَفْسِيْ عَلَى طَاعَةِ اللهِ فِيْ كُلِّ وَقْتِ لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ * قال الله تعالى : وَمِنْ ءَايَٰتِهِ ٱلَّيْلُ وَٱلنَّهَارُ وَٱلشَّمْسُ وَٱلْقَمَرُ ۚ لَا تَسْجُدُوا۟ لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَٱسْجُدُوا۟ لِلَّهِ ٱلَّذِى خَلَقَهُنَّ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
Jamaah Shalat Gerhana Bulan Rahimakumullah
Sungguh banyak sekali anugrah Allah yang Allah Ta’ala berikan kepada kita semua. Termasuk di antaranya adalah kita pada saat ini dapat menyaksikan salah satu keagungan-Nya yaitu terjadinya gerhana bulan.
Jutaan anugerah yang diberikan ini hendaknya menjadi pembangkit kesadaran bahwa dalam setiap saat kita harus meningkatkan kualitas ibadah. Terutama ialah memperbaiki ketakwaan dengan menjalankan segala perintah dan menjauhi segala larangn-Nya. Dengan demikian semoga kita termasuk kalangan yang beruntung. Aamiin Ya Ronnal ‘aalamiin.
Hadirin yang Dirahmati Allah
Tentunya di antara kita barangkali sudah mengimani bahwa setiap keberadaan alam semesta ini diciptakan oleh Allah. Gunung, laut, rerumputan, binatang, udara, benda-benda langit, jin, manusia, hingga seluruh detail organ dan sel-sel di dalamnya tidak lepas dari penguasaan dan pengaturan Allah. Tak satu pun makluk luput dari sunnatullah. Inilah arti Allah sebagai rabbul ‘âlamîn, pemilik sekaligus penguasa dari seluruh keberadaan; al-Khâliqu kulla syaî’, pencipta segala sesuatu. Apa saja dan siapa saja.
Dalam khazanah Islam mestinya kita dengar istilah ayat qauliyah dan ayat kauniyah. Yang pertama merujuk pada ayat-ayat berupa firman Allah (Al-Qur’an), sedangkan yang kedua mengacu pada ayat berupa ciptaan secara umum, mulai dari semesta benda-benda langit sampai diri manusia sendiri.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الآفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ
Artinya: Kami (Allah) akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (ayat) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri….” (QS Fushshilat [41]:53 )
Tanda (ayat) tetap akan selalu berposisi sebagaimana tanda. Ia adalah perantara untuk mencapai sesuatu. Kita bisa tahu udara sedang bertiup ke arah barat ketika kita menyaksikan daun pepohonan sedang bergerak ke arah barat. Kita juga bisa tahu dari kejauhan apa yang sedang terjadi karena kita melihat tanda-tandanya. Misal kita melihat ada asap tebal membumbung ke udara itu pertanda sedang terjadi kebakaran.
Dengan demikian, fenomena gerhana bulan yang kita saksikan saat ini pun semestinya kita posisikan tak lebih dari ayat atau tanda kemaha kuasaannya Allah Ta’ala. Kita wajib bersyukur mendapat kesempatan melewati momen-momen indah tersebut.
Maasyirol Muslimin Jamaah Shalat Gerhana Bulan Rahimakumullah
Jika kita sering mendengar anjuran untuk mengucapkan tasbih ‘subhânallâh’ (Mahasuci Allah) maka sesungguhnya itu manifestasi dari ajaran bahwa segala sesuatu bahkan yang menakjubkan sekalipun itu harus dikembalikan kepada keagungan dan kekuasaan Allah Ta’ala. Kita dianjurkan untuk seketika mengingat Allah dan menyucikan-Nya. Allah sendiri mengungkapkan bahwa tiap sesuatu di langit dan di bumi telah bertasbih tanpa henti sebagai bentuk ketundukan kepada-Nya.
Firman-Nya Dalam Suarat al-Hadid ayat 1 disebutkan ;
سَبَّحَ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ
Artinya: Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah (menyatakan kebesaran Allah). Dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Dan dalam Surat al-Isra ayat 44 dinyatakan:
تُسَبِّحُ لَهُ السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ وَالْأَرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ ۚ وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَٰكِنْ لَا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ ۗ إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا
Artinya: Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.
Hadirin Rahimakumullah
Setelah kita mengimani dan mensucikan serta mengagungkan Allah Subahanahu wa Ta’ala, maka mari kita mengintropeksi diri kita. Allahu Akbar betapa diri ini amat sangat lemah di hadapam Allah yang maha agung. Oleh karenanya apa pun yang selama ini kita miliki baik pangkat, kedudukan, harta yang berlimpah, Ilmu pengetahuan berkelas dan yang semisalnya, ingatlah bahwa semua itu adalah titipan Allah yang wajib kita jalankan sesuai dengan perintah-Nya. Tidak boleh kita khianati.
Dengan kita merasa kecil dan lemah di hadapan Allah, maka kita akan merasa ketakberdayaan diri, sehingga memunculkan sikap merasa bersalah dan semangat untuk memperbanyak istighfar. Dalam momen gerhana bulan ini pula kita dianjurkan untuk bersujud kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, bukan sujud pada matahari atau bulan, sebab pada hakikatnya semuanya hanyalah tanda kekuasaan Allah.
Allah berfirman ;
وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
Artinya: Sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya ialah malam, siang, matahari, dan bulan. Jangan kalian bersujud pada matahari dan jangan (pula) pada bulan, tetapi bersujudlah kalian kepada Allah yang menciptakan semua itu, jika kamu hanya menyembah-Nya. (QS Fushilat [41]: 37).
Dalam Pengertian Ayat tersebut ada yang memaknai bahwa perintah sujud pada ayat tersebut sebagai perintah untuk melaksanakan shalat gerhana sebagaimana yang kita laksanakan pada malam ini. Marilah kita perbanyak istigfar serta bertaubatlah kepada Allah Subahanahu wa Ta’ala.
Semoga saja kita semua senantiasa dalam lindungan, rahmata dan inayah Allah Subhanahu wa Ta’ala Aamiin Ya robbal ‘aalamiin.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Demikian materi Khutbah Gerhana bulan: Allah Memerlihatkan Tanda Kekuasaan-Nya Semoga dapat memberikan manfaat bagi para calon khotib gerhana bulan. Mohon ma’af biala ada kesalahan dalam penulisan baik teks arabnya maupun teks indonisianya .Terimakasih