Kerajaan-Kerajan Islam Pertama Di Sumatera – Masuk dan berkembangnya Islam di sumatera dapat dibuktikan dengan adanya bangunan-bangunan Masjid, makam, dan lain sebagainya. Pada kesempatan ini Dutadakwah akan memberikan cerita ringkasnya. Nah untuk mengetahui kerajaan-kerajaan Islam pertama disumatera sebelum penjajahan belanda akan dijelaskan sebagai berikut:
Kerajaan-Kerajan Islam Pertama Di Sumatera
Ada beberapa kerajaan Islam di Indonesia. Lalu Kerajaan Islam apa yang paling pertama di Indonesia?. baca uraianya sampai selesai dibawah ini.
1. Samudera Pasai
Kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah samudera pasai yang merupakan kerajaan kembar. Munculnya sebagai kerajaan Islam diperkirakan mulai awal atau pertengahan abad ke-13 M, sebagai hasil dari proses islamisasi daerah-daerah pantai yang pernah disinggahi pedagang-pedagang muslim sejak abad ke 7 M, 8 M, dan seterusnya. Kerajaan ini terletak di pesisir Timur Laut Aceh. Bukti adanya kerajaan ini adalah dengan adanya nisan kubur yang terbuat dari granit asal samudera pasai.
Samudera Pasai ketika itu adalah pusat belajar agama Islam dan tempat berkumpul para ulama dari berbagai negeri Islam. Untuk berdiskusi berbagai masalah keagamaan dan keduniaan. Selain itu, Sultan Maliku Zhahir juga mengutus para ulama untuk berdakwah ke berbagai wilayah Nusantara.
Malik Al-Shaleh merupakan raja pertama pendiri kerajaan samudera pasai. Hal tersebut diketahui melalui tradisi hikayat raja-raja pasai, hikayat melayu, dan juga hasil penelitian atas beberapa sumber yang dilakukan sarjana-sarjana barat, seperti snouck hurgronye, J.P. Molquette, J.L Moens, dan lain-lain.
Dilihat dari segi politik, munculnya kerajaan samudera pasai (13 M) sejalan dengan suramnya peranan maritim kerajaan sriwijaya, yang sebelumnya memegang peranan penting dikawasan sumatera dan sekelilingnya.
Masyarakat samudera pasai diwarnai dengan kehidupan agama dan kebudayaan Islam. Pemerintahannya yang bersifat teokrasi ( berdasarkan ajaran Islam) rakyatnya sebagian besar memeluk agama Islam. Samudera pasai juga dikenal sebagai salah satu kota dengan Bandar pelabuhan yang sangat sibuk. Samudera pasai juga menjadi pusat perdagangan internasional dengan lada sebagai salah satu komoditas ekspor pertama. Selain perdagangan ekspor impor yang maju, samudera pasai juga mengeluarkan mata uang sebagai alat pembayaran, salah satunya yang terbuat dari emas yaitu dirham.
Kerajaan samudera pasai berlangsung sampai tahun 1524 M. Pada tahun 1521 M, kerajaan ini ditaklukan oleh Portugis yang mendudukinya selama tiga tahun, kemudian tahun 1524 M, di aneksasi oleh raja Aceh, Ali Mughayatsyah. Selanjutnya kerajaan samudera pasai berada dibawah pengaruh kesultanan Aceh yang berpusat di Bandar Aceh Darussalam.
2. Aceh Darussalam
Saat ini, kerajaan Aceh terletak di daerah yang sekarang terkenal dengan nama kabupaten Aceh Besar. Kurang diketahui kapan kerajaan ini sebenarnya berdiri. Anas Mahcmud berpendapat bahwa Kerjaan Aceh Berdiri pada abad ke-15 M, diatas puing-puing kerajaan lamuri, oleh Muzaffar Syah (1465-1497). Dialah yang membangun kota Aceh Darusalam.
Menurut H.J. de Graaf, Aceh menerima Islam dari pasai yang kini menjadi bagian wilayah Aceh dan pergantian agama diperkirakan terjadi mendekati pertengahan abad ke-14. Menurutnya kerajaan Aceh ini penyatuan dari dua kerajaan kecil yakni Lamuri dan Aceh Dar Al-Kamal, Ia juga berpendapat bahwa rajanya yang pertama adalah Ali Mughayat Syah. Peletak dasar kebesaran kerajaan Aceh adalah Sultan Alauddin Riayat Syah yang bergelar Al-Qahar. Adapun puncak kekuasaan kerajaan Aceh terletak pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1608-1637).
Sultan Iskandar muda tidak terlalu bergantung kepada bantuan Turki Usmani yang jaraknya jauh.Untuk mengalahkan portugis, sultan kemudian bekerja sama dengan musuh portugis, yaitu Belanda dan Inggris. Kemudian Iskandar muda digantikan dengan Iskandar Tsani, berbeda dengan iskandar muda, iskandar tsani sikapnya lebih liberal, lembut, dan adil. Pada masanya Aceh terus berkembang, untuk masa beberapa tahun. Ilmu agama maju dengan pesat. Akan tetapi, kematiannya diikuti dengan masa-masa bencana. Beberapa sultan perempuan menduduki singgasana pada tahun 1641-1699, beberapa wilayah taklukannya lepas sehingga kesultanan menjadi terpecah belah, dan pada saat itu pemulihan kembali kesultanan tidak banyak bermanfaat. Menjelang abad ke 18 M kesultanan Aceh merupakan bayangan belaka dari masa silam dirinya, tanpa kepemimpinan dan kacau balau.
Demikianlah uaraian singkat kami tentang Kerajaan-Kerajan Islam Pertama Di Sumatera. Semoga dapat bermanfaat ya.Terimakasih atas kunjungannya.