Pengertian Ikhlash : Menurut Keterangan Beberapa Para Masyayikh – Bismillahi Tawakkaltu ‘allah, Dutadakwah kali ini ingin sedikit menyampaikan tentang Pengertian Ikhlash. Ikhwan sekalian Apa sih Ikhlash itu?. Mari kita simak bersam keterangannya dari Para Ulama.
Pengertian Ikhlash : Menurut Keterangan Beberapa Para Masyayikh
Ikhlash adala suatu hal yang sangat penting ada pada diri kita. Namun bagaimna kita bisa untuk menerapkan Ikhlash pada jiwa kita yang sesungguhnya. Oleh karenanya mari kita sama-sama memperhatikan apa Pengertian Iklash yang dismpaikan oleh Para Ulama?.
Mukadimah
السّلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، الحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، الصَّلَاةُ وَ السَّلامُ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ: أَمَّا بَعْدُ
Alhamdulillah Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maha Suci Allah. Shalawat Salam semoga tercurah ke haribaan Nabi Agung Muhammad Shollallahu ‘alaihi wa sallam. Para Ikhwa Pembaca yang dirahmati Allah Hadanallahu wa Iyyakum Aamiin. Kami Yakin bahwa Para Pembaca sudah tahu tentang apa itu Ikhlash. Akan tetapi barangkali pembaca masih ada yang ingin tahu tentang pengertiannya. Oleh sebab itu mari kita baca penjelasannya yang diterangkan oleh para ‘ulama berikut ini:.
Arti Ikhlas adalah
Ikhlash iala perbuatan lahir dan bati itu sama, tidak bertolak belakang. Sebagaimana diterangakan dari beliau Hudzaifah al-Mar’asyi, ia mengatakan:
الْإِخْلَاصُ أَنْ تُسَوِيَ أَفْعَالُ الْعَبْدِ فِي الظَّاهِرِ وَالْبَاطِنِ
Artinya: “Ikhlash ialah kesamaan perbuatan hamba baik lahir maupun batin.
Keterangan tersebut memberikan pengertian bahwa; Ikhlash adalah apapun yang kita kerjakan itu harus betul-betul sesuai antara hati dan kenyataan yang diperbuat dan bukan karena ingin disanjung seseorang. Jadi Ikhlash itu hanya karena Allah dan bukan karena siapa-siapa.
Pengertian Ikhlash
Pengertian Ikhlash adalah sungguh-sungguh beri’tikad untuk mengtauhidkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam ibadah. Segala Aktivitas dala kehidupan ini apabila dilandasi oleh dasar ikhlash maka akan terniali ibadah. Dan Ibadah itu adalah suatu kewajiban untuk dilaksanakan oleh hamba-hamba Allah yang beriman.
Dinuqil dari Al-Adzkar tertulis sebagai berikut : Diriwayatkan kepada kami dari Abul Qasi al-Qusyairi:
الْإِخْلَاصُ إِفْرَادُ الْحَقِّ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى فِي الطَّاعَةِ بِالْقَصْدِ، وَهُوَ أَنْ يُرِيْدَ بِطَاعَتِهِ التَّقَرُّبَ إِلَى اللهِ تَعَالَى دُوْنَ شَيْءٍ آخَرَ مِنْ تَصَنُّعٍ لِمَخْلُوْقٍ أَوْ اِكْتِسَابِ مَحْمَدَةٍ عِنْدَ النَّاسِ أَوْ مَحَبَّةِ مَدْحٍ لِمَخْلُوْقٍ أَوْ مَعْنًى مِنَ الْمَعَانِي سِوَى التَّقَرُّبِ إلَى اللهِ تَعَالَى. الأذكار : ٧
Artinya: “Ikhlas ialah sengaja mengesakan Allah dalam beribadah. Dengan beribadah itu ia maksudkan untuk mendekatkan diri kepada Allah, bukan karena lainnya, seperti berbuat sesuatu karena makhluk, berbuat kebaikan yang terpuji di sisi manusia, suka dipuji atau lain-lainnya yang bukan takarub kepadaAllah”.
Penafsiran Ikhlash
Ikhlash itu adalah tdak hanya sapai batas yang tersebut di atas, melainkan lebih daripada itu. Jadi yang namanya ikhlas itu hati dan pikirannya harus mulus, selamat dari segala macam harapan dari makhluk. Artinya Ikhlash itu yang ada dalam pikranya semata hanya karena Allah baik dalam keaaan sepi maupu rame. Sebagaiman dinukil dari al-Adzkar tertulis sebagai berikut:
Abu Muhammad Sahal bin Abdullah at-Tastari menjelaskan:
نَظَرَ الْأَكْيَاسُ فِيْ التَّفْسِيْرِ الْإِخْلَاصِ فَلَمْ يَجِدُوْا غَيْرَ هَذَا أَنْ تَكُوْنَ حَرَكَتُهُ وَسُكُوْنُهُ فِيْ سِرِّهِ وَ عَلَانِيَّتِهِ لِلّٰهِ تَعَالَى لَا يُمَازِحُهُ نَفْسٌ وَ لَا هَوًى وَ لَا دُنْيًا، الأذكار : ٧
Artinya: “Para akyas (cendekiawan) dalam menafsirkan ikhlas tidak lebih daripada ini. Yaitu gerak dan diamnya, di tengah kesepian atau di tengah ramai hanya karena Allah ta’ala. Tiada bercabang dua dengan kehendak nafsu, keinginan diri dan keinginan keduniaan.
Ikhlash Dan Shadiq
Ikhlas itu dalah harus memeliharai hati dan pikiran dari segala jenis perhatian makhluk. Adapun Shadik atau yang benar itu adalah menyelamatkan hati dari keinginan hawa nafsu sebagaimana dinukil dari al-Adzkar
وَرَوَيْنَا عَنِ الْأُسْتَاذِ أَبِيْ عَلِي الدَّقَاقِ رَحِمَهُ اللهُ قَالَ: الْإِخلَاصُ: التَّوَقِي عَنِ مُلَاحَظَةِ الْخَلْقِ، وَالصِّدْقُ: التَّنَقِّي عَنْ مُطَاوَعَةِ النَّفْسِ» فَالْمُخْلِصُ لَا رِيَاءَ لَهُ وَالصَّادِقُ لَا إِعْجَابَ لَهُ.
Artinya: Telah meriwayatkan kepada kami al-Ustadz Abu Ali ad-Daqoq Rahihullah. “Ikhlas ialah memelihara diri dari ingin diperhatikan makhluk. Sedangkan siddig (benar) itu ialah menyucikan diri dari memenuhi kehendak nafsu”. Orang yang ikhlas tidak ditemukan riya di dalam dirinya dan orang yang siddig (benar) itu tidak akan ditemukan adanya kesombongan dalam dirinya”.
Ciri Ikhlash
Adapun ciri-ciri iklash itu menurut Dzun-Nun al-Mishra ada tiga sebagaiman diterangkan dalam kitab al-Adzkar sebagai berikut:.
وَعَنْ ذِيْ النُّوْنِ الْمِصْرِيِّ رَحِمَهُ اللهُ قَالَ: ثَلَاثٌ مِنْ عَلَامَاتِ الْإِخْلَاصِ: اِسْتَوَاءُ الْمَدْحِ وَالذَّمِ مِنَ الْعَامَّةِ؛ وَنِسْيَانُ رُؤْيَةِ الْأَعْمَالِ فِي الْأَعْمَالِ، وَاقْتِضَاءِ ثَوَابِ الْعَمَل فِي الْآخِرَةِ
Artinya: Dari Dzun-Nun al-Mishri rahimahullah, beliau berkata:. “Alamat ikhlas itu ada tiga, pertama ujian dan celaan orang sama saja bagi dirinya. Kedua, tidak riya dalam beramal ketika ia sedang melaksanakan amal itu. Ketiga, amal yang ia lakukan hanya mengharap pahala di akhirat”.
Demikian ulasan ringkas tentang Pengertian Ikhlash : Menurut Keterangan Beberapa Para Masyayikh – Semoga bermanfaat. Mohon utnuk diabaikan saja uraian kami ini, jika pembaca tidak sependapat.Terima kasih atas kunjungannya. Wallahu A’lamu bish-showab wa billahit-taufiq wal-Hidayah.