Hukum Tidak Membayar Hutang Dalam Islam Ruh Tidak Diterima – Islam merupakan ajaran yang mengatur dan berisi tentang segala aspek kehidupan manusia. Mulai dari nilai-nilai Islam seperti beretika, berkeluarga, ekonomi dan lain sebagainya. Nah termasuk dalam hal berhutang Islam juga menjelaskannya dengan sangat rinci.
Baiklah sahabat dutadakwah, pada kesempatan kali ini akan membahas mengenai hukum tidak membayar hutang dalam Islam ruhnya tidak diterima… Langsung saja kita simak penjelasannya sebagai berikut:
Hukum Tidak Membayar Hutang Dalam Islam Ruh Tidak Diterima
Hutang akan menjadi sesuatu yang berdosa dan salah karena hal tersebut menyangkut harta dan hak orang lain. Karena tidak membayar hutang dan menunaikan harta dari orang lain sama saja dengan merampas dan mengambil jalan yang tidak baik dari orang lain. Hal ini juga termasuk mendzolimi orang dengan menyakiti orang yang seharusnya ada hak yang diperolehnya.
Tidak Membayar Hutang Adalah Dosa Besar
Dosa besar bagi orang yang tidak membayar hutang. Karena hutang merupakan sebuah akad atau janji yang harus dipenuhi sedangkan bentuk pelanggarannya adalah dosa. Wajib hukumnya orang membayar hutang dan haram jika tidak ditunaikan.
Sebagaimana dalam sebuah hadist
َوَعَنْ جَابِرٍ رضي الله عنه قَالَ: ( تُوُفِّيَ رَجُلٌ مِنَّا, فَغَسَّلْنَاهُ, وَحَنَّطْنَاهُ, وَكَفَّنَّاهُ, ثُمَّ أَتَيْنَا بِهِ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقُلْنَا: تُصَلِّي عَلَيْهِ؟ فَخَطَا خُطًى, ثُمَّ قَالَ: أَعَلَيْهِ دَيْنٌ؟ قُلْنَا: دِينَارَانِ، فَانْصَرَفَ, فَتَحَمَّلَهُمَا أَبُو قَتَادَةَ، فَأَتَيْنَاهُ, فَقَالَ أَبُو قَتَادَةَ: اَلدِّينَارَانِ عَلَيَّ، فَقَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم أُحِقَّ اَلْغَرِيمُ وَبَرِئَ مِنْهُمَا اَلْمَيِّتُ؟ قَالَ: نَعَمْ, فَصَلَّى عَلَيْهِ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ, وَأَبُو دَاوُدَ, وَالنَّسَائِيُّ, وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ, وَالْحَاكِمُ
Hadits No. 900
Artinya: Jabir Radliyallaahu ‘anhu berkata: Ada seorang laki-laki di antara kami meninggal dunia, lalu kami memandikannya, menutupinya dengan kapas, dan mengkafaninya. Kemudian kami mendatangi Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam dan kami tanyakan: Apakah baginda akan menyolatkannya?. Beliau melangkah beberapa langkah kemudian bertanya: “Apakah ia mempunyai hutang?”. Kami menjawab: Dua dinar. Lalu beliau kembali. Maka Abu Qotadah menanggung hutang tersebut. Ketika kami mendatanginya; Abu Qotadah berkata: Dua dinar itu menjadi tanggunganku. Lalu Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Betul-betul engkau tanggung dan mayit itu terbebas darinya.” Ia menjawab: Ya. Maka beliau menyolatkannya. (Riwayat Ahmad, Abu Dawud, dan Nasa’i. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban dan Hakim).
Ruh Orang Yang Masih Punya Hutang Tidak Diterima
Kutipan dari Kita Riyadhus sholihin An-Nawawi
عن أبي هريرة رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ عَنِ النَّبِيِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم قال : نَفْسُ الْمُؤْمِنِ مُعَلَّقَةٌ بِدَيْنِهِ حَتَّى يُقْضَى عَنْهُ، رَوَاهُ التِّرمِذِيُّ وَقَالَ حَدِيثٌ حَسَن
Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: “Diri seorang mu’min itu tergantung kerana hutangnya, sehingga hutangnya itu dilunaskan.” Maksudnya bahawa urusannya itu masih tidak dapat diselesaikan,apakah ia selamat dari siksa atau akan binasa kerana siksa. la tetap ditahan sampai hutangnya dipenuhi oleh keluarganya yang masih hidup.
Hutang Yang Belum Dibayar Akan Diganti Dengan Kebaikannya
Kutipan dari Sunan Ibnu Majah:
Sebagaimana tertulis dalam Sunan Ibnu Majah hadits no. 2414 sebegai berikut:
٢٤١٤- (صحيح) حدثنا محمد بن ثعلبة بن سواء، قال: حدثنا عمي بن محمد بن سواء، عن حسين المعلم، عن مطر الوارق عن نافع، عن عمر، “قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ : مَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ دِيْنَارٌ أَوْ دِرْهَمٌ قُضِيَ مِنْ حَسَنَاتِهِ، لَيْسَ ثَمَّ دِيْنَارٌ وَلَا دِرْهَمٌ”. [الأحكام، ص: ٥، البيوع
“Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar atau satu dirham, maka hutang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham.” (HR. Ibnu Majah no. 2414. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Tidak Berniat Melunasi Hutang Sama Seperti Pencuri
أَيُّمَا رَجُلٍ يَدَيَّنُ دَيْنًا وَهُوَ مُجْمِعٌ أَنْ لاَ يُوَفِّيَهُ إِيَّاهُ لَقِىَ اللَّهَ سَارِقًا
Artinya: “Siapa saja yang berhutang lalu berniat tidak mau melunasinya, maka dia akan bertemu Allah (pada hari kiamat) dalam status sebagai pencuri.” (HR. Ibnu Majah )
Hutang Tidak Diampuni Dosanya
يُغْفَرُ لِلشَّهِيدِ كُلُّ ذَنْبٍ إِلَّا الدَّيْنَ
Artinya: “Orang yang mati syahid diampuni semua dosa kecuali hutang.” (HR. Muslim)
Hutang hendaknya Dijauhkan walaupun Diperbolehkan
Sebagian bentuk kewajiban bagi umat Muslim yang beriman adalah harus berniat untuk melunasinya. Dan Allah SWT akan selalu membantu niat baik kita apabila telah berniat pada hal tersebut. Berikut adalah doa agar dipermudah dalam membayar hutang
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari lilitan hutang dan kesewenang-wenangan manusia.”
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ
Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari berbuat dosa dan banyak utang“.
Adapun berhutang dalam Islam diperbolehkan dengan tujuan yang baik, kecuali untuk tujuan yang haram atau dilarang oleh Allah SWT. Sebaiknya kita harus lebih berhati-hati dalam berhutang jangan sampai hutang melilit kehidupan kita sampai kita kesulitan untuk membayarnya. Dan jangan sampai pula kita terjebak pada hutang yang mengandung unsur riba.
Demikianlah penjelasan mengenai Hukum Tidak Membayar Hutang Dalam Islam Ruh Tidak Diterima. Semoga kita senantiasa selalu terjaga dari sesuatu hal yang menyulitkan diri kita dan dijauhkan dari hutang. Semoga dapat bermanfaat. Terimakasih 🙂