Hukum Mim Sukun, Penjelasan beserta Contohnya – Pada kesempatan ini akan membahas mengenai Hukum Mim Sukun. Yang mana dalam pembahasan kali ini menjelaskan bacaan hukum mim sukun berikut penjelasan beserta contohnya. Untuk lebih jelasnya simak artikel Duta Dakwah mengenai Hukum Mim Sukun berikut ini.
Hukum Mim Sukun, Penjelasan beserta Contohnya
Dalam pembahasan ini akan menjelasan mengenai pelajaran ilmu tajwid untuk membca Al Quran. Salah satu topic yang tidak boleh Anda lewatkan yakni mim sukun.
Walaupun cakupan pembahasannya tidaklah sebanyak pada topic tajwid lainnya, hukum mim sukun ini tetap penting untuk Anda kuasai. Faktanya, bacaan yang terdapat di Al-Quran banyak yang memerlukan pemahaman mengenai mim sukun.
Pengertian Mim Sukun
Dalam bahasa Indonesia, sukun berarti mati. Jadi mim sukun berarti mim mati.
Bagaimana konteks dalam khazanah ilmu tajwid?
Hukum bcaan mim sukun merupakan aturan membaca mim mati saat bertemu dengan berbagai jenis huruf hijaiyah.
Kenyataannya, cara membaca bisa berbeda-beda. Sebagai seorang muslim dan pembelajar al Qur’an. Tentunya Anda wajib untuk menghafal kaidahnya sekaligus mengaplikasikan hukum bacaan tersebut.
Macam Hukum Mim Sukun
Terdapat 3 (tiga) macam hukum mim mati. Dimana ketiga tersebut memiliki kaidah yang berbeda dalam cara membacanya. Anda perlu mengetahui dan memahami seluruh macamnya.
Macam hukum mim mati yang dikenal ulama yaitu:
- Ikhfa syafawi
- Idhgam mimi/ mitslain
- Idzhar Syafawi
Keseluruhan tersebut akan kita bahas secara satu per satu.
Ikhfa Syafawi
Mungkin bagi Anda yang belum begitu akrab dengan bahasa Arab. Ikhfa itu memiliki makna bahasa “menyamarkan”, sedangkan syafawi itu “bibir”.
Dlam ilmu tajwid, ikhfa syafawi merujuk pada keadaan dimana mim mati bertemu dengan hurub ba’.
Bila Anda menemukan bacaan tersebut, maka Anda harus menyamarkan pengucapan huruf mim matinya. Samar bukan berarti dihilangkan, melainkan antara ada dan tiada.
Sambil menyamarkan bacaan min, Anda juga harus menahan bacaan tersebut sebanyak 2 harakat sekaligus membaaca dengan ghunnah (dengung).
Contohnya seperti berikut ini:
مَا هُمْ بِبَالِغِيهِ
أَلَمْ يَعْلَمْ بِأَنَّ
وَالَّذِينَ هُمْ بِآيَاتِ
Sekilas terlihat mirip dengan Iqlab cara membacanya, namun sebenarnya tidak selalu begitu.
Dalam iqlab, semua ulama sepakat bahwa cara membacanya dengan merapatkan bibit. Hal tersebut berbeda pada kasus ikhfa syafawi.
Dikalangan ahli tajwid, terdapat 2 (dua) madzhab penggunaan bibir saat membaca ikhfa ini, yakni:
- Mazhab yang membacanya dengan merapatkan bibir dengan ringan ketika membaca ikhfa syafawi. Golongan ini diinisiasi oleh seorang ulama bernama Ibnu Ghalbun (wafat 399 H) dalam kitab at Tazkirah fi al Qiraat ats Tsaman.
- Mazhab yang membacanya dengan membuka sedikit lubang kecil antara kedua bibir saat membaca mim mati. Aliran ini tokohnya adalah Syaikh Rizq Khalil Habbah (wafat 1425 H)
Mana yang lebih kuat (rajih)?
Paling ideal memang Anda mengkajinya sendiri, akan tetapi disekitar kita umumnya paling banyak menggunakan madzhab merapatkan bibir atau kerap yang disebut cara furjah.
Idhgam Mimi/Mitslain
Dalam khazanah Arab, idgham memiliki arti memasukan. Sementara mitslain memiliki arti yang sama atau huruf yang sama.
Secara istilah, hal tersebut merujuk pada keadaan dimana mim mati bertemu dengan mim hidup.
Lain halnya saat membaca ikhfa syafawi yang mana menyamarkan bacaan mim, saat membaca idgham mimi Anda malah jutru harus melafalkan min dengan secara jelas.
Bahkan saat membacanya selayaknya mentasyidi mim mati itu. Selain itu juga, Anda perlu membacanya beserta menampakkan ghunnah.
Berikut ini beberapa contoh dari idgham, yakni:
أَطْعَمَهُمْ مِنْ
رَبِّهِمْ مُشْفِقُونَ
بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ
Terkadang, ada beberapa orang yang keliru menyamakan idghom mitslain atau mini ini dengan idgham mutamasilain. Padahal, kedua hukum bacan tersebut memiliki perbedaan dalam beberapa faktor.
Setidaknya, ada dua perbedaan utamanya.
Melihat dari segi pembeda
- Idgham mitslain hanya saat mim mati bertemu mim hidup
- Idgham mutamasilain terjadi saat huruf hijaiyah yang sama diluar mim mati bertemu seperti ta sukun bertemu dengan ta hidup
Melihat dari segi panduan baca
- Idgham mitslain membaca dengan ghunnah atau berdengung
- Idghom mutamasilain membacanya tanpa menggunakan ghunnah atau biasa saja.
Namun terkadang, kesalahan umum dalam membaca al quran adalah kurang ditahan saat membacanya. Saat hal tersebut dilakukan, maka akan seolah-olah antara idgham mitslain dan mutamasialan cara membacanya menjadi sama.
Idzhar Syafawi
Hukum mim mati terakhir yaitu idzhar syafawi.
Dalam bahasa Arab, idzhar memiliki arti jelas, sedangkan syafawi memiliki arti bibir.
Hukum idzhar syafawi dapat terjadi bila ada huruf mim mati bertemu dengan huruf selain bad an mim hidup.
Bila saat membaca al quran Anda menjumpai hukum bacaan ini. Maka Anda cukup membcanya dengan jelas persis sesuai dengan makhorijul hurufnya, tanpa dengung atau menyamarkannnya.
Beberapa contoh dari idzhar jenis ini antara lain:
رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ
وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ
فِي صُدُورِهِمْ إِلَّا
وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ
Orang orang kadang menyebut juga mim ini dengan sebutan mim sakinah.
Hal penting yang perlu Anda garis bawahi ketika membacanya antara lain:
Kadang jika tak hati hati, kerap terdengar suara pantulan pada mim. Padahal, sebaiknya ini Anda hindari.
Memang, ketika mim mati bertemu dengan 26 huruf selain ba dan mim semuanya harus dibaca jelas. Namun ada perhatian khusus pada kasus mimmati bertemu dengan huruf fa atau wa. Membacanya harus lebih jelas lagi.
Tentu saja meskipun banyak hurufnya, tapi idzhar ini mudah dihafal. Pasalnya, patokannya hanya pengecualian dari huruf idgham mimi beserta ikhfa syafawi.
Demikian penjelasan mengenai Hukum Mim Sukun, Penjelasan beserta Contohnya, semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan Anda.