Doa Sholat Dhuha : Niat, Tata Cara, Arabic danIndonesia – Sehubungan dengan Pentingnya mengerjakan sholat dhuha maka pada kesempatan kali ini Duta Dakwah akan menerangkan tentang Doa Sholat Dhuha, Niat, Tata Caranya dan selenkapanya seputar sholat dhuha.
Doa Sholat Dhuha : Niat, Tata Cara, Arabic danIndonesia
Untuk lebih jelasnya mengenai keterangan tersebut mari kita ikuti dan simak uaraian kami berikut ini:
Mukodimah
بِسْمِ اللهِ الْحَمْدُ لِلّٰهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، أما بعد
Saudara saudariku mukminiin wal-mukminat yang dirahmati Allah perkenankan kami untuk menyampaika beberapa hal yang juga tidak kalah pentingnya untuk difahami, dipelajari dan di’amalkan mengenai Doa dan praktek sholat dhuha yang kami rangkai sesengkat mungkin, dan kami awali dari doa.
Doa Sholat Dhuha Arabic
اَللهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقَى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ فِى الْبَحْرِ فَاَطْلِعْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ وَاِنْ كَانَ قَلِيْلًا فَكَثِّرْهُ وَاِنْ كَانَ كَثِيْرًا اَعْطِنِيْ كَمَا اَعْطَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ وَ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Doa Sholat Dhuha Tulisan Indonesia
Alloohumma innadh dhuhaa-a dhuhaa-uka, wal bahaa-a bahaa-uka, wal jamaala jamaaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrota qudrotuka wal ‘ishmata ‘ishmatuka. Alloohumma inkaana rizqii fis samaa-i fa anzilhu, wa inkaana fil ardhi fa-akhrijhu, wa inkaana fil-bahri fa-athli’hu, wa ingkana mu’assiron fayassirhu, wa inkaana harooman fathohhirhu, wa inkaana ba’iidan faqorribhu wa ingkana qolilan fakatsirhu, wa ingkana katsiron a’thiniy kama a’thoita ‘ibadaka sholihin, bihaqqi dhuhaa-ika wa bahaa-ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudrotika wa la haula wa la quwwata illa bilahil-‘aliyil-‘adziym, wa shollallahu ‘ala sayidina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shohbihi ajma’in wal-hamdulillahi robbil-‘alamin.
Terjemah Doa Sholat Duha
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, kekuasaan adalah kekuasaan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila ada di lautan maka keluarkanlah, apabila sulit mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah bila sedikit banyakkanlah, dan apabila banya berikanlah kepadaku sebagaimana Engkau telah memberikannya kepada hamba-hamba-Mu ya ng Sholih dengan kebenaran dhuha-Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu, kekuatan-Mu dan kekuasaan-Mu, Tiada daya dan kekuatan kecuali sebab dengan pertolongan-Mu yang Maha Tinggi dan Maha Agung. Semoga Allah memberikan rahmat kepada penghulu kami Nabi Muhammad dan keluarga dan shohabatnya semua. Wal-hamdulillahi robbil-‘alamin
Dalil Sholat Dhuha
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: “أَوْصَانِيْ خَلِيْلِيْ صلى الله عليه وسلم بِثَلَاثٍ: صِيَامِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ، وَرَكْعَتَيِ الضُّحَى، وَأَنْ أُوْتِرَ قَبْلَ أَنْ أَنَامَ” متفق عليه
Artinya: Dari Abu Hurairah, beliau berkata, “Kekasihku (Nabi Muhammad) mewasiatkan kepadaku untuk berpuasa tiga hari dalam tiap bulan, melakukan dua rakaat shalat dhuha dan melakukan sholat witir sebelum tidur.” (HR. Mutafaq ‘alaih)
Dalil Jumlah Roka’at Sholat Dhuha
وَعَنْ عَائِشَةَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا- قَالَتْ: ( كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم يُصَلِّي اَلضُّحَى أَرْبَعًا, وَيَزِيدُ مَا شَاءَ اَللَّهُ ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Artinya: Dari ‘Aisyah Radliyallaahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam biasanya sholat Dhuha empat rakaat dan menambah seperti yang dikehendaki Allah. (H.Riwayat Muslim.)
وَلَهُ عَنْهَا: مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم يُصَلِّي سُبْحَةَ اَلضُّحَى قَطُّ, وَإِنِّي لَأُسَبِّحُهَا
Artinya: Menurut riwayat Muslim dari ‘Aisyah: Aku tidak melihat Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam dengan tetap melakukan sholat Dhuha, tetapi sungguh aku melakukannya dengan tetap.
وَعَنْ أَنَسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( مَنْ صَلَّى اَلضُّحَى ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً بَنَى اَللَّهُ لَهُ قَصْرًا فِي اَلْجَنَّةِ ) رَوَاهُ اَلتِّرْمِذِيُّ وَاسْتَغْرَبَهُ
Artinya: Dari Anas Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Barangsiapa menunaikan sholat Dhuha dua belas rakaat niscaya Allah membangunkan sebuah istana untuknya di surga.” Hadits Gharib diriwayatkan oleh Tirmidzi
Dan Masih ada dalil-dalil ya g tidak kami tuliskan di sini, mengenai jumlah roka’at sholat dhuha di satu pendapat tidak ada batasan. Jadi artinya Sholat Dhuha itu sunah silahkan mau berapa roka’at? Sedikitnya dua roka’at dan paling banya adalah 12 roka’at (yakni: 2, 4, 6, 8, 10, 12 roka’at) atau mengikuti satu qaul yang berpendapat tidak dibatasi. Namun dalam hal ini yang paling penting bukaa banyaknya jumlah roka’at, tapi bagaimana cara agar bisa langgeng mengarjakannya meskipun hanya dua roka’at.
Niat Sholat Dhuha
أُصَلِّى سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى اللهُ أَكْبَرْ
Usholiy Sunnatad Dhuha Rol’ataini Lillahi Ta’ala Allahu-Akbar
Artinya: Saya niat sholat dhuha dua roka’at karena Allah ta’ala Allahu Akbar.
Tata Cara Sholat Dhuha
Adapun tata cara pelaksanaan ibadah sholat dhuha tersebut tentu tidak jauh berbeda dengan waktu lazimnya di sebuah daerah ataupun tempat. jadi disesuaikan pada patokan waktu pelaksanaan ibadah sholat dhuha sendiri agar bisa sesuai dengan kaidahnya. Oleh sebab itu bila beribadah tanpa memenuhi syarat dan rukunnya berarti menurut tinjauan hukum fiqih hukumnya tidak sah.
Waktu Sholat Dhuha
Dalam pelaksanaan sholat dhuha adalah merupakan salah satu dari banyak amalan sunah yang suka dikerjakan oleh Baginda Rasulullah SAW. Dhuha itu mempunyai waktu dan keunggulan tertentu. Hal ini dapat dilihat dari berbagai keterangan sebuah hadits:
عَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ: أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( صَلَاةُ اَلْأَوَّابِينَ حِينَ تَرْمَضُ اَلْفِصَالُ ) رَوَاهُ اَلتِّرْمِذِيُّ
Artinya: Dari Zaid Ibnu Arqom Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Sholatnya orang-orang yang bertaubat itu ketika anak-anak unta merasa panas.” (H.Riwayat Tirmidzi.)
Dalam hadits tersebut sholat yang dimaksud adalah sholat dhuha.
Memperhatikan keterangan diatas maka jelas bisa diketahui secara pasti bahwa tata cara pelaksanaan dari waktu sholat dhuha itu ada pada setiap setelah terbitnya matahari setombak (7 hasta sejak terbitnya, yaitu sekitar jam 07.00) sampai menjelang masuk waktu sholat dzuhur tiba. Bahkan disamping itu juga terdapat keunggulan ataupun faidah istimewa bagi orang yang selalu melanggengkan sholat dhuha pada setiap harinya.
Jumlah Rakaat Sholat Dhuha
Dijelaskan juga dalam hadits lain yang menyebutkan waktu paling afdol untuk melakukan sholat dhuha adalah ketika matahari sudah terik atau dalam kitab fiqih disebut juga dengan waktu kubro. Tentunya dalam penetapan afdhol pengerjaan sholat dhuha tersebut mempunyai makna dan kesan tertentu bagi orang yang melaksanakannya. Apalagi jika dilakukan mulai dari 2, 4, 8 atau 12 rakaat setiap harinya secara istiqomah.
Awal waktu dalam sholat dhuha adalah setelah matahari terbit dan meninggi hingga setinggi tombak, sebagaimana dalam hadits Nabi SAW bersabda :
(قال صلى الله عليه وسلم: ” إَذَا صَلَّيْتَ الصُّبْحَ، فَأقْصِرْ عَنِ الصَّلَاةِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ، فَإِذَا طَلَعَتْ، فَلَا تُصَلِّ حَتَّى تَرْتَفِعَ، فَإِنَّهَا تَطْلُعُ حِيْنَ تَطْلُعُ بِيْنَ قَرْنَيْ شَيْطَانٍ، (صحيح أخرجه أحمد في مسنده (٢٨ظ٢٢٨) صححه الشيخ الأرناؤوط والألباني
Artinya: “Jika kamu selesai shalat subuh, maka tahanlah sampai matahari terbit. Jika saat matahari terbit, janganlah kamu shalat sampai meninggi, sesungguhnya matahari terbit akan di barengi dengan munculnya dua tanduk setan. Saat itu orang-orang kafir sedang bersujud padanya. (Shohih, HR Ahmad (28/228), di nilai shohih oleh Syeikh Al-Arna’ut dan Syeikh Al-Albani).
عَنْ عَمْرِو بْنِ عَبَسَةَ السُّلَمِىِّ أَنَّهُ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ أَىُّ اللَّيْلِ أَسْمَعُ قَالَ جَوْفُ اللَّيْلِ الآخِرُ فَصَلِّ مَا شِئْتَ فَإِنَّ الصَّلاَةَ مَشْهُودَةٌ مَكْتُوبَةٌ حَتَّى تُصَلِّىَ الصُّبْحَ ثُمَّ أَقْصِرْ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ فَتَرْتَفِعَ قِيْسَ رُمْحٍ أَوْ رُمْحَيْنِ فَإِنَّهَا تَطْلُعُ بَيْنَ قَرْنَىْ شَيْطَانٍ وَتُصَلِّى لَهَا الْكُفَّارُ ثُمَّ صَلِّ مَا شِئْتَ فَإِنَّ الصَّلاَةَ مَشْهُودَةٌ مَكْتُوبَةٌ حَتَّى يَعْدِلَ الرُّمْحُ ظِلَّهُ ثُمَّ أَقْصِرْ فَإِنَّ جَهَنَّمَ تُسْجَرُ وَتُفْتَحُ أَبْوَابُهَا فَإِذَا زَاغَتِ الشَّمْسُ فَصَلِّ مَا شِئْتَ فَإِنَّ الصَّلاَةَ مَشْهُودَةٌ حَتَّى تُصَلِّىَ الْعَصْرَ ثُمَّ أَقْصِرْ حَتَّى تَغْرُبَ الشَّمْسُ فَإِنَّهَا تَغْرُبُ بَيْنَ قَرْنَىْ شَيْطَانٍ وَيُصَلِّى لَهَا الْكُفَّارُ
Artinya: Dari ‘Amr ibn ‘Abasah as-Sulami, sesungguhnya ia berkata: Aku bertanya; “Wahai Rasulullah, waktu malam yang manakah yang paling didengar (do’a/dzikir/istighfarnya)?” Beliau menjawab: “Heningnya malam yang akhir. Maka dari itu shalatllah kamu sekehendakmu, karena shalat itu disaksikan dan dicatat, sampai kamu shalat shubuh. Kemudian berhentilah (shalat) sehingga matahari terbit meninggi seukuran satu atau dua tombak. Karena saat itu ia sedang terbit di antara dua tanduk setan dan bersembahyang kepadanya orang-orang kafir. Setelah itu shalatlah sekehendakmu, karena shalat itu disaksikan dan dicatat. Sampai ketika tombak lurus dengan bayangannya, berhentilah, karena sungguh Jahannam sedang dipanaskan dan dibukakan pintu-pintunya. Maka apabila matahari telah bergeser, shalatlah sekehendakmu, karena shalat itu disaksikan dan dicatat, sampai kamu shalat ‘ashar. Kemudian berhentilah (shalat) sehingga matahari terbenam, karena ia terbenam di antara dua tanduk setan. Dan bersembahyang kepadanya orang-orang kafir.” (Sunan Abi Dawud bab man rakhkhasha fihima no. 1279).
Sudah jelas lebih baik dalam pengerjaan sholat dhuha dilakukan diantara jam 7 dan 10 pagi. Dan berakhir sampai menjelang masuk waktu sholat dzuhur. Semoga kita bisa melakukannya dengan mudawam atau terus menerus.
Pratek Sholat Dhuha Arabic
أُصَلِّى سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى اللهُ أَكْبَرْ، باچ إفتتاح، كمودييان باچ فاتحة، تروس باچ
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ* وَالضُّحَى ﴿١﴾ وَاللَّيْلِ إِذَا سَجَى ﴿٢﴾ مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَى ﴿٣﴾ وَلَلْآخِرَةُ خَيْرٌ لَكَ مِنَ الْأُولَى ﴿٤﴾ وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ فَتَرْضَى ﴿٥﴾ أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَآوَى ﴿٦﴾ وَوَجَدَكَ ضَالًّا فَهَدَى ﴿٧﴾ وَوَجَدَكَ عَائِلًا فَأَغْنَى ﴿٨﴾ فَأَمَّا الْيَتِيمَ فَلَا تَقْهَرْ ﴿٩﴾ وَأَمَّا السَّائِلَ فَلَا تَنْهَرْ ﴿١٠﴾ وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ ﴿١٢﴾ ركوع، إعتدال، سجود، دودك دي أنترا دوا سجود، سجود، برديري، باچ فاتحة، تروس باچ
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللَّهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ ﴿٤﴾، ركوع، إعتدال، سجود، دودك دي أنترا دوا سجود، سجود، دودك ترأخير، تشهد، سلام، تروس برديري لڮي كمودييان صلاة لڮي دوا ركعة سفرتي تدي، دان كلاو سوداه مراسا چوكوف دڠن دوا ركعة أتو دڠن أمفت ركعة، مك بعد سلام باچ دعاء صلاة ضحى
يَا ذَاالْجَلاَلِ وَالْإِكْرَامِ اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ اْلأوَّلِيْن وَاْلأَخِـرِيْنَ وَسَلِّمْ
وَرَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْ كُلِّ صَحَابَةِ رَسُوْلِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ. آمين يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبَّ الْعَالَمِيْنَ يَامَّعْبُوْدُ حَمْدًا يُوَفِى نِعْمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ يَارَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ الْكَـرِيْمِ وَعَـظِيْمِ سُلْطَانِكَ
اَللهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ اَللهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقَى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ فِى الْبَحْرِ فَاَطْلِعْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ وَاِنْ كَانَ قَلِيْلًا فَكَثِّرْهُ وَاِنْ كَانَ كَثِيْرًا اَعْطِنِيْ كَمَا اَعْطَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ
وَ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Praktek Sholat Dhuha Tulisan Indonesia
Usholiy Sunnatad Dhuha Rol’ataini Lillahi Ta’ala Allahu-Akbar
Baca Iftitah, Fatihah kemudian: Bismillahir rohmaanir rohiim, wa Dhuha, wallaili idza sja, ma wadda’aka robbuka wa maa qolaa, walal-akhirotu khoirullaka minal-ula, wa la saufa yu’thiika robbuka fatardho, alam yajidka yatiimang fa-awa, wa wajadaka dhoo-llang fa hada, wa wajadaka ‘aa-ilang fa-aghna, fa ammal- yatiima falaa taqhar, wa ammas saa-ila fala tanhar, wa amma bini’mati robbika fahaddits.
Terus ruku’, I’tidal, sujud dst…., pada roka’at ke dua setelah baca Fatihah maka baca: Bismillahirrohmairrohiiim, Qul Huwallahu Ahad, Allahus Shomad, Lam Yalid wa lama Yulad, wa Lam Yakul lahu, Kufuwan Ahad. Kemudian ruku’, I’tidal, sujud, dst… salam.
Setelah salam berdiri lagi sholat seperti tadi dua roka’at, dan bila sudah merasa cukup dengan dua roka’at atau empat roka’at maka setelah salam baca doa Sholat Dhuha: Ya dzal-jalali wal-ikrom, Allahumma sholi wa sallim ‘ala sayidina Muhammadin, sayidil-awwaliin wal-akhirin wa sallim wa rodhiyallahu ta’ala ‘ang kuli shohabati rosulillahi ajma-‘in, Amiin Ya Robbal’Aalamiin. Al-hadulillahi robbil-‘alamiyn ya ma’bud, hamdan yuwafi ni’mahu wa yukafi-u maziydah, Ya Robbanaa lakal-hamdu kama yambaghi lijalali wajhikal-kariymi wa ‘adzimi sulthonik.
Alloohumma innadh dhuhaa-a dhuhaa-uka, wal bahaa-a bahaa-uka, wal jamaala jamaaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrota qudrotuka wal ‘ishmata ‘ishmatuka. Alloohumma inkaana rizqii fis samaa-i fa anzilhu, wa inkaana fil ardhi fa-akhrijhu, wa inkaana fil-bahri fa-athli’hu, wa ingkana mu’assiron fayassirhu, wa inkaana harooman fathohhirhu, wa inkaana ba’iidan faqorribhu wa ingkana qolilan fakatsirhu, wa ingkana katsiron a’thiniy kama a’thoita ‘ibadaka sholihin, bihaqqi dhuhaa-ika wa bahaa-ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudrotika wa la haula wa la quwwata illa bilahil-‘aliyil-‘adziym, wa shollallahu ‘ala sayidina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shohbihi ajma’in wal-hamdulillahi robbil-‘alamin.
Demikian ulasan kami tentang : Doa Sholat Dhuha : Niat, Tata Cara, Arabic danIndonesia Semoga memberikan manfaat untuk kita semua dan dapat di’amalkan. Kami Duta Dakwah Mengucapkan Terimakasih atas Kunjungannya. Jazakumullahu Khoiran Katsiro.
بِاللهِ التَّوْفِيْقُ وَالْهِدَايَةُ و الرِّضَا وَالْعِنَايَةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهْ