Amalan Ramadhan : Ada Empat Yang Utama Pada Bulan Tersebut – Pada kesempatan ini Duta Dakwah akan membahas tentang Amalan Di Bulan Suci Ramadhan. Dalam pembahasan ini menjelaskan tentang 4 amalan utama di bulan suci ramadhan. Amalan yang sangat di anjurkan oleh Nabi SAW dalam bentuk khutbah jumat dengan jelas dan singkat. Untuk lebih jelasnya silahkan simak ulasan berikut ini.
Amalan Ramadhan : Ada Empat Yang Utama Pada Bulan Tersebut
Di bulan suci Ramadhan, kita umat muslim diwajibkan untuk berpuasa. Di bulan tersebut kita juga disarankan untuk lebih banyak berbuat kebaikan. Melaksanakan ibadah-ibadah sunah di bulan ramadhan memiliki beragam keutamanan dan pahala yang berlipat.
Kata Pengantar
Puji syukur pada Allah SWT. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Rasulullah SAW. dan para ahli keluarganya yang suci dan mulia.
Kami berpesan pada diri sendiri dan saudara sekalian. Mari kita tingkatkan selalu ketakwaan kita kepada Allah SWT, agar kita mendapatkan kesuksesan hidup dunia dan akhirat. Amin.
Pada bulan yang suci ini, saya ingin mengajakpembaca sekalian untuk sejenak merencanakan amalan-amalan utama kita di bulan Ramadhan.
Setiap kali Ramadhan tiba, hati kita bersuka-cita. Betapa tidak, Rasulullah SAW.
Bulan Ramadhan bulan yang penuh berkah
Artinya :. “Telah datang kepada kalian Bulan Ramadhan bulan yang penuh berkah. Allah wajibkan kepada kalian puasa dibulan ini. (Di bulan ini), akan dibukakan pintu-pintu langit, dan di tutup pintu neraka, serta setan-setan dibelenggu.
Demi Allah, di bulan ini terdapat satu malam yang lebih baik dari pada seribu bulan. Siapa yang terhalangi untuk mendulang banyak pahala di malam itu, berarti dia terhalangi mendapatkan kebaikan”
Saudaraku Muslimiin Rahimakumullah Selain berpuasa sebagai amalan utama kita di bulan Ramadhan. Bulan ini juga dipenuhi gemilang keberkahan amalan-amalan lainnya. Pada kseempatan khutbah yang singkat ini, selaku khatib, saya akan membahas empat amalan utama. Amalan ini agar kita mampu mengoptimalkan bulan Ramadhan sebaik-baiknya.
Ramadhan adalah bulan al-Qur’an
Sebagaimana Allah SWT menegaskan dalam QS al-Baqarah: 185 yaitu,
شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ ۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ ٱلشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا۟ ٱلْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya : “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).”
Karena al-Qur’an adalah petunjuk Ilahi. Maka ketika semua buku dimulai dengan permohonan maaf penulisnya, khawatir ada salah sumber atau salah ketik. Al-Qur’an memulainya dengan pernyataan yang sangat tegas. “Tak ada keraguan di dalamnya, sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa”.
Sayangnya, seringkali kita merasa sudah sangat menguasai al-Qur’an. Padahal membacanya saja masih malas. Maka, Ramadhan ini kesempatan untuk mengulang bacaan kita.
Rasulullah SAW. pernah meminta Ibnu Mas’ud untuk membcakan al-Qur’an baginya. Ibnu Mas’ud berkata, “Bagaimana aku bacakan al-Qur’an sementara ia turun padamu?” Rasulullah SAW menjawab, “Aku senang mendengarnya dari (orang) lain.”
Demi mendengar bacaan Ibnu Mas’ud, Rasulullah SAW. menitikan air mata dan meminta Ibnu Mas’ud untuk menghentikan bacaannya. Ayat yang membuat Beliau SAW. menangis adalah:
Beliau SAW. kemudian berkata:. “Siapa orang yang ingin membaca al-Qur’an seperti saat diturunkan, bacalah sesuai bacaan Ibnu Umi Abdi (Abdullah bin Mas’ud)”.
Karena itulah, Khalid bin Walid, salah seorang sahabat Nabi SAW, setiap kali mengambil mushaf al-Qur’an. Ia menitikan air mata menangis seraya berkata. “Aku sibuk (hingga tak sempat membacamu) karena jihad”. Bayangkan, Khalid bin Walid menangis karena sibuk berjihad. Sementara kita?
Bagi kalangan awam, Ramadhan menjadi momen membaca al-Qur’an, memperbaiki tilawah dan meluruskan ilmu tajwid. Sementara bagi kalangan alim-cendikia, Ramadhan menjadi bulan “tadarus” al-Qur’an secara ilmu pengetahuan saat dimana kitab suci ini diserang oleh berbagai kalangan, terutama kaum kafir dan orientalis.
Ramadhan adalah bulan Qiyamul Lail.
Di riwayatkan dari Abu Hurairah Ra., Rasulullah SAW. berkata;
Yang Artinya : “Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari Muslim).
Maksud dari kata “Qiyam Ramadhan” adalah shalat tarawih sebagaimana yang dituturkan oleh para ulama. Pada mulanya, shalat tarawih ditunaikan sendiri-sendiri.
Rasulullah SAW. khawatir, jika ditunaikan berjamaah maka hukumnya akan wajib. Maka itu, beliau menunaikannya sendirian. Lalu, di zaman Umar bin Khattab, tarawih ditunaikan secara berjamaah mengingat orang-orang sudah mulai lengah untuk menunaikan tarawih karena sibuk dengan kegiatan masing-masing.
Ubay bin Ka’ab satu diantara sahabat Rasulullah SAW. yang menjadi imam shalat pertama pada tarawih berjamaah di era ke kholifahan Umar bin Khattab.
Biasanya, Rasulullah SAW. menutup shalat tarawihnya dengan shalat witir. Ketika Rasulullah SAW. ditanya, “Doa (di waktu apa) yang paling didengar (Allah)?”. Beliau SAW menjawab, “pada penghujung malam”.
Dari Aisyah menceritakan:
Artinya : “Pada setiap malam, Rasulullah SAW. menunaikan shalat witir, dan shalatnya berakhir sampai waktu sahur (remang-remang)”.
Shalat malam mengajarkan kita untuk khusyu dan tawadhu. Di era gadget dan media sosial, saat setiap kita mudah sekali up-date status, shalat malam seharusnya mampu mengajarkan kita untuk tidak show-up, pamer kepada banyak orang.
Imam Ibnul Qayyim mengingatkan,
Yang Artinya : “Sungguh telah berkata salah seorang yang shaleh, “bahwa engkau tertidur di malam hari (sehingga tidak tahajud) dan menyesal di pagi hari adalah lebih baik dari pada kau tahajud di malam hari, dan berbangga (dengan tahajud itu) di pagi hari”
Shalat yang khusyu akan mengantarkan pertolongan dan kasih sayang Allah. Dikisahkan suatu malam, seorang pencuri masuk ke rumah Malik bin Dinar. Pencuri itu mencari-cari emas dan perak yang dimiliki sang Imam. Namun, dia tak mendapati apa-apa, kecuali sang imam yang tengah qiyamul lail.
Selepas mengucap salam, Imam Malik memergoki pencuri yang tengah mengintip itu. Disapanya: “Engkau ingin mencuri harta, hanya memberimu kebahagiaan dunia. Sudahkah kau curi waktu malam untuk menyiapkan kebahagiaan akherat?”.
Pencuri itu tertegun. Ia kemudian duduk bersila, mendengarkan tausiyah sang Imam. Saat masuk waktu shubuh, Malik bin Dinar dan pencuri itu keluar rumah, mereka menuju masjid bersama-sama. Masyarakat geger. Mereka berkata, “Imam paling mulia berjalan ke masjid dan shalat berjamaah bersama pencuri paling utama”. Orang-orang bertanya: “apa rahasianya”.
Malik bin Dinar pun menjawab, “ketuklah pintu langit, sebab Dia-lah yang menggenggam hati manusia”.
Hadirin Jamaah Shalat Jum’at Rahimakumullah
Ramadhan adalah juga bulan sedekah.
Rasulullah SAW adalah seorang yang paling pemurah dan di bulan Ramadhan beliau lebih pemurah lagi. Kebaikan Rasulullah SAW. di bulan Ramadhan melebihi angin yang berhembus karena begitu cepat dan banyaknya.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW. mengatakan, “Sebaik-baik sedekah adalah sedekah di bulan Ramadhan.” (HR. Baihaqi). Dan bersedekah tidak harus menunggu kaya.
Suatu hari, Rasulallah SAW berkata,
Artinya : “Dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: “Satu Dirham -pahalanya- bisa memenangkan seratus ribu Dirham.” Mereka bertanya; “Bagaimana hal itu?” Beliau bersabda: “Seorang memiliki uang dua Dirham, lalu mengambil satu Dirham dan bersedekah dengannya; dan seseorang memiliki harta yang banyak, lalu ia mengambil seratus ribu dari harta yang melimpah, kemudian ia bersedekah dengannya.”
Karena itulah, Ali bin Abi Thalib berkata, “Jangan malu bersedekah walaupun sedikit. Sebab, kebaikan itu (dinilai) pada pemberiannya walaupun sedikit”.
Dikisahkan, seseorang bertanya kepada Ali bin Abi Thalib. “Bagaimana untuk mengetahui seseorang itu “ahli dunia” atau “ahli akhirat”?. Ali bin Abi Thalib menjawab, “Jika ada dua orang (tamu) datang, satu orang (tamu) membawa hadiah, dan satu lagi meminta sedekah. Bila hati tuan rumah lebih condong pada pembawa hadiah, maka dia termasuk ahli dunia. Apabila hati tuan rumah lebih condong pada orang yang meminta sedekah, maka dia termasuk ahli akherat.
Karena itu pula, Ibnu Qayyim mengatakan,
Artinya ; “Seandainya seorang pemberi sedekah mengetahui dan melihat dengan sebenarnya bahwa sedekahnya telah sampai (ke tangan Allah) sebelum sampai ke tangan orang miskin, niscaya rasa bahagia yang dirasakan seorang pemberi sedekah lebih besar dari rasa bahagia penerima (sedekah) itu.”
Hadirin Jamaah Shalat Jum’at Rahimakumullah
Ramadhan adalah bulan taubat.
Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda,
Artinya : “Wahai umat manusia bertaubatlah kalian. Sesungguhnya aku bertaubat seratus kali dalam sehari-semalam”. Bila pada hari-hari biasa kita dianjurkan bertaubat. Maka, taubat di bulan Ramadhan tentu lebih baik adanya.”
Mengapa taubat? Sebab manusia makhluk yang lemah. Allah memberi jalan taubat sebagai wujud kasih sayang-Nya. Bahkan Allah sangat senang dan bahagia bila ada manusia yang bertaubat.
Rasulullah SAW menggambarkan kesenangan Allah SWT itu dengan bersabda,
Artinya : “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda; “Sungguh kegembiraan Allah karena taubatnya hamba-Nya melebihi kegembiraan salah seorang dari kalian terhadap hewan tunggangannya di sebuah padang pasir yang luas, namun tiba-tiba hewan tersebut lepas, padahal di atasnya ada makanan dan minuman hingga akhirnya dia merasa putus asa untuk menemukannya kembali. kemudian ia beristirahat di bawah pohon, namun di saat itu, tiba-tiba dia mendapatkan untanya sudah berdiri di sampingnya. Ia pun segera mengambil tali kekangnya kemudian berkata; ‘Ya Allah Engkau hambaku dan aku ini Tuhan-Mu.’ Dia telah salah berdo’a karena terlalu senang.’” (HR Muslim No. 4932).
Seringkali kita merasa bahwa dosa yang kita lakukan hanya dosa-dosa kecil saja sehingga tak diperlukan bersegera dalam bertaubat. Padahal, kata Ibnul Qayyim, jangan pernah meremehkan dosa-dosa kecil. Lihatlah patok kayu di dermaga yang melilit tambang, ia bahkan dapat menarik kapal.
Maka, tak ada kata lain bagi kita kecuali segera bertaubat. Ibnul Qayyim sekali lagi berkatanya:
Artinya : “Sekiranya seorang pelaku maksiat mengetahui bahwa kenikmatan bertaubat lebih dahsyat berlipat-lipat dari kelezatan maksiat, niscaya dia akan bersegera menuju taubat lebih cepat dari usahanya menggapai maksiat”
Semoga kita dapat mengisi hari-hari di bulan suci ini dengan penuh keberkahan. Amin ys robbal alamain.
Demikian tentang Amalan Ramadhan : Ada Empat Yang Utama Pada Bulan Tersebut. Semoga dapat bermanfaat dan memberikan tambahan ilmu pengetahuan untuk kita semua. Terimakasih.