Akal Adalah Berkedudukan Yang Sangat Tinggi – Para Pembaca yang kami banggakan Pada halaman ini Dutadakwah akan menerangkan tentang Akal. Sesungguhnya akal ialah memiliki kedudukan yang sangat tinggi dan mulia di dalam Islam.
Dengan akal maka akan terselamatkanlah diri dari mengikuti hawa nafsu yang senantiasa menyuruh untuk melakukan keburukan. Dan setiap perbuatan buruk dapat membawa manusia kedalam Neraka Jahannam na’udzu billahi min dzalik.
Akal Adalah Berkedudukan Yang Sangat Tinggi
Akal sendiri itu berasal dari bahasa arab yaitu al-‘aqlu dari bentuk ‘aqala – ya’qilu- ‘aqlan yang berarti fahima wa tadabbara (faham atau memahami dan menghayati atau merenungkan dengan dalam. Akal merupakan suatu kelebihan yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia. Sebagaimana terdapat pada firman Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam Al-Qur’an surat Al-Israa ayat 70.
Akal adalah suatu kesempurnaan
Dalam hal ini Allah Berfirman:
۞ وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا
Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.”
Dari ayat diatas, dikatakan bahwa akal merupakan suatu kelebihan yang sempurna yang Allah berikan kepada manusia, dan hal tersebut juga yang menjadikan pembeda antara manusia dengan makhluk lainnya. Oleh karena itu Allah SWT mendorong manusia agar bersedia untuk menggunakan akalnya untuk berpikir.
Di dalam Q.S An-Nahl ayat 12, yang artinya: “Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal.” (QS. An-Nahl : 12).
Dari ayat diatas menunjukkan bahwa manusia harus menggunakan akalnya untuk hal-hal yang berguna. Dalam Islam yang menjadi pembimbing, pedoman, dan pemandu akal adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah. Tanpa adanya bimbingan dari Al-Qur’an dan As-Sunnah maka akal tidak berfungsi.
Penjelasan Ibnu taimiyah Mengenai akal
Syaikh Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menjelaskan; “Akal tidaklah bisa berdiri sendiri, akal baru bisa berfungsi jika dia memiliki naluri dan kekuatan sebagaimana mata bisa berfungsi jika ada cahaya. Apabila akal mendapatkan cahaya iman dan Al-Qur’an barulah akal bisa seperti mata yang mendapatkan cahaya matahari. Jika tanpa cahaya tersebut, akal tidak akan bisa melihat atau mengetahui sesuatu.” (Majmu’ Fatwa, Ibnu Taimiyah).
Nah untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Fungsi Akal Dalam Islam Beserta Dalilnya berikut akan dijelaskan:
Adapun fungsi akal dalam Islam adalah sebagai berikut:
1. Sarana Untuk Berpikir
Akal digunakan sebagai sarana untuk berpikir. Adapun yang menjadi objek kajian adalah ayat-ayat kauniyah. Terdapat lebih dari 750 ayat di dalam Al-Qur’an yang menunjukkan agar manusia dapat berpikir dan memikirkan berbagai gejala alam sebagai upaya untuk lebih mengenal Tuhan melalui tanda-tanda-Nya. Sebagaimana di dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 164. Berbunyi:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ وَمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ مَاءٍ فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.”
2. Syarat Mempelajari Ilmu Pengetahuan
Syaikh Islam Ibnu Taymiyah menmgatakan: “Akal merupakan syarat dalam mempelajari semua ilmu. Ia juga syarat untuk menjadikan semua amalan itu baik dan sempurna, dan dengannya ilmu dan amal menjadi lengkap. Namun, (untuk mencapai itu semua), akal bukanlah sesuatu yang dapat berdiri sendiri, tapi akal merupakan kemampuan dan kekuatan dalam diri seseorang, sebagaimana kemampuan melihat yang ada pada mata. Maka apabila akal itu terhubung dengan cahaya iman dan Al-Qur’an, maka itu ibarat cahaya mata yang terhubung dengan cahaya matahari atau api.” (Majmu’ul Fatawa, 3/338).
3. Sarana Dalam Memahami Kebenaran
Akal sarana untuk memahami kebenaran. Di dalam Al-Qur’an tidak sedikit ayat-ayat yang menegaskan dan mengatakan bahwa akal merupakan sarana untuk memahami kebenaran mutlaq dari Allah. Seperti di dalam ayat ke 44 surat Al-Baqarah yang artinya: “Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca al-Kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu berpikir?.”
4. Sebagai Alat dan Pengendali Bagi Seorang Mukmin
Sebagaimana Rasulullah Saw bersabda:
“Setiap sesuatu memiliki alat dan kendalinya, alat dan kendali bagi seorang mukmin adalah akalnya. Segala sesuatu memiliki keutamaan, keutamaan seseorang ada pada akalnya. Setiap sesuatu memiliki puncak, puncaknya ibadah adalah akal. Semua kaum pasti memiliki pemimpin, pemimpin para ahli ibadah adalah akal.
Setiap orang kaya pasti memiliki harta, harta orang-orang yang bersungguh-sungguh adalah akalnya. Seluruh yang runtuh adalah bangunan, bangunan yang paling megah di akhirat adalah akal. Setiap perjalanan yang ditempuh pasti terdapat tempat persinggahan, tempat persinggahan para muslimin adalah akal.”
Sehingga fungsi akal merupakan sebagai alat dan kendali bagi setiap muslim.
5. Sebagai Pencegah
Di dalam Qur’an surat Al-Baqarah ayat 284, Allah SWT berfirman:
لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ وَإِنْ تُبْدُوا مَا فِي أَنْفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللَّهُ ۖ فَيَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Artinya: “Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Akal berfungsi sebagai pencegah agar manusia tidak mengikuti hawa nafsunya. Hal ini merujuk pada penyebutan akal yang dengan istilah hijir dalam Al-Qur’an yang bermakna pencegah. Di dalam ayat tersebut manusia diperintahkan untuk selalu mengawasi, merasakan, meneliti, apa yang ada di dalam hatinya.
6. Syarat Utama Taklif ( Pembebanan dalam syariat dan Pewajiban)
Akal ini merupakan syarat yang harus ada di dalam diri manusia untuk dapat menerima taklif (beban syariat) dari Allah SWT. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku bagi orang gila (orang yang tidak memiliki akal). Sebagaimana Rasulullah Saw bersabda:
“Pena diangkat (dibebaskan) dari tiga golongan : (1) orang yang tidur sampai ia bangun, (2) anak kecil sampai mimpi basah (baligh), dan (3) orang gila sampai ia kembali sadar (berakal).” (HR. Abu Daud, Syaikh Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).”
Kemudian fungsi lain akal dalam hubungan untuk upaya memahami islam adalah sebagai berikut:
- Untuk menjabarkan pesan yang terkandung dalam Al-qur’an dan As-sunnah yang dalam kaitannya dengan fungsi manusia sebagai khalifah Allah. Untuk mengelola dan memakmurkan bumi dan seisinya.
- Bgaikan modal dan potensi yang melekat pada diri manusia untuk mengetahui maksud yang tercakup di dalam pengertian Al-Qur’an dan Sunnah Rasul.
- Sebagai Alat strategis untuk mengetahui dan mengungkap kebenaran yang terkandung di dalam Al-Qur’an dan sunnah Rasul yang mana keduanya merupakan sumber utama ajaran Islam.
- Seperti penemu solusi ketika masalah datang
- Sebagai alat tolak ukur akan kebenaran dan kebatilan.
Demikianlah ulasan singkat tentang; Akal Adalah Berkedudukan Yang Sangat Tinggi – Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Terimakasih atas kunjungannya.