Sucinya Air Laut : Hakikat Dan Bangkai Yang Hidup Di Laut . – Bismillah Tawakkaltu ‘alallah, kali ini Dutadakwah akan menerangkan tentang Kesuciannya Air Laut. Tidak hanya sucinya air laut, tetapi lebih dari itu In Syaa Allah kami jelaskan.
Sucinya Air Laut : Hakikat Dan Bangkai Yang Hidup Di Laut
Air laut itu suci dan bangkanya pun juga halal. Dan untuk lebih jelasnya silahkan disimak uaraiannya di bawah ini.
Mukadimah
السّلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بِسْمِ اللهِ الحَمْدُ للهِ أَشْهَدُ أَنْ لاإِلهَ إِلا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ رَسُوْلُ الله اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ: أَمَّا بَعْدُ
Puji dan Syukur senantiasa kita panjatka ke hadhirat Allah Ta’ala. Shalawat serta Salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Agung Muhammad Shollallahu ‘alaihi wa sallam. Pembaca yang kami banggakan berikut beberapa dalil tentang sucinya air laut.
Sucinya Air Laut
Air laut meskipun asin tapi hukumnya suci dan menyucikan. Bahkan semua binatang yang hidup di laut dan ketika diangkat ke darat binatang tesebut mati maka itu disebut binatang laut (yang masuk kataegory ikan) maka hukum bangakinya tersebut adalah halal. Sebagaimana diterangkan oleh Ibnu Hajar al-‘Asqolani di kitab Bulughul-marom dalam sebuah hadits sebagai berikut:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْبَحْرِ هُوَ الطَّهُورُ مَاؤُهُ الْحِلُّ مَيْتَتُهُ أَخْرَجَهُ الْأَرْبَعَةُ وَابْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَاللَّفْظُ لَهُ وَصَحَّحَهُ ابْنُ خُزَيْمَةَ وَالتِّرْمِذِيُّ وَرَوَاهُ مَالِكٌ وَالشَّافِعِيُّ وَأَحْمَدُ
Artinya: Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda tentang (air) laut. “Laut itu airnya suci dan mensucikan, bangkainya pun halal.” Dikeluarkan oleh Imam Empat dan Ibnu Syaibah. Lafadh hadits menurut riwayat Ibnu Syaibah dan dianggap shohih oleh oleh Ibnu Khuzaimah dan Tirmidzi. Malik, Syafi’i dan Ahmad juga meriwayatkannya.
Hakikat Air
Pada hkikatnya air itu suci dan mensucikan maka tidak ada sesuatupun yang menajiskannya. Demikan diterangkan oleh Ibnu Hajar Al-Asqolani dalam Bulughul-marom.
وَعَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إنَّ الْمَاءَ طَهُورٌ لَا يُنَجِّسُهُ شَيْءٌ أَخْرَجَهُ الثَّلَاثَةُ وَصَحَّحَهُ أَحْمَدُ
Artinya: Dari Abu Said Al-Khudry Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya (hakekat) air adalah suci dan mensucikan, tak ada sesuatu pun yang menajiskannya”. Dikeluarkan oleh Imam Tiga dan dinilai shahih oleh Ahmad.
Namun demikian juga pembaca perlu membca kajian para ulama tentang air suci dan air mutanajjis.
Perubahan Air Menjadi Tidak Suci
Memang betul bahwa air adalah alat untuk mencuci dan mensucikan. Air itu tidak ada sesuatu pun yang dapat menajiskannya kecuali ada sesuatu yang dapat merubah air menjadi suci tidak mensucikan. Demikian jud sesuatu yang dapat merubah air dari rasa, aroma dan warna sehingga status air menjadi mutanjjis. Beliau Ibnu Hajjar Al-‘Asqolani menulis dalam Bulughul-Marom sebagai berikut:.
وَعَنْ أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إنَّ الْمَاءَ لَا يُنَجِّسُهُ شَيْءٌ إلَّا مَا غَلَبَ عَلَى رِيحِهِ وَطَعْمِهِ وَلَوْنِهِ أَخْرَجَهُ ابْنُ مَاجَهْ وَضَعَّفَهُ أَبُو حَاتِمٍ
Artinya: “Dari Abu Umamah al-Bahily Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya air itu tidak ada sesuatu pun yang dapat menajiskannya kecuali oleh sesuatu yang dapat merubah bau, rasa atau warnanya”. Dikeluarkan oleh Ibnu Majah dan dianggap lemah oleh Ibnu Hatim.
Bagi Antum Pembaca yang ngin mengetahu uaraian ringkas dan jelas mengenai pembagian air, baca pada ling ini : Air Mutanajjis Pengertian dan Hukumnya
Demikian ulasan tentang Sucinya Air Laut : Hakikat Dan Bangkai Yang Hidup Di Laut. – Semoga bermanfaat. Mohon utnuk diabaikan saja uraian kami ini, jika pembaca tidak sependapat.Terima kasih atas kunjungannya. Wallahu A’lamu bish-showab wa billahit-taufiq.