13 Adab Bertetangga Dalam Islam Beserta Dalilnya Lengkap – Tetangga merupakan orang yang paling dekat rumahnya dengan kita. Yang masih bisa dikatakan tetangga adalah 40 rumah dari setiap sisi atau arah manapun baik itu depan, belakang, samping, kanan dan kiri. Dalam kaidah fiqhiyyah berbunyi al ‘urfu haddu maa lam yuhaddidu bihi asy syar’u yang artinya adat kebiasaan adalah pembatas bagi hal-hal yang tidak dibatasi oleh syariat.
Dalam Islam mengajarkan untuk hidup rukun bertetangga, namun harus tetap ada batasan-batasan. Nah pada kesempatan kali Dutadakwah akan membahas mengenai adab bertetangga. Untuk mengetahuinya langsung saja kita simak penjelasannya sebagai berikut:
13 Adab Bertetangga Dalam Islam Beserta Dalilnya Lengkap
Menurut Imam Al-Ghazali dalam risalahnya yang berjudul al-Adab fid Dîn dalam Majmû’ah Rasâil al-Imam al-Ghazâli (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, t.th., halaman 444), adalah:
آداب الجار: ابتداؤه بالسلام، ولا يطيل معه الكلام، ولا يكثر عليه السؤال، ويعوده في مرضه، ويعزيه في مصيبته، ويهنيه في فرحه، ويتلطف لولده و عبده في الكلام، ويصفح عن زلته، ومعاتبته برفق عند هفوته، ويغض عن حرمته، ويعينه عند صرخته، ولا يديم النظر إلى خادمته
Artinya: “Adab bertetangga, yakni mendahului berucap salam, tidak lama-lama berbicara, tidak banyak bertanya, menjenguk yang sakit, berbela sungkawa kepada yang tertimpa musibah, ikut bergembira atas kegembiraannya, berbicara dengan lembut kepada anak tetangga dan pembantunya, memaafkan kesalahan ucap, menegur secara halus ketika berbuat kesalahan, menundukkan mata dari memandang istrinya, memberikan pertolongan ketika diperlukan, tidak terus-menerus memandang pembantu perempuannya.”
Adab atau akhlak dalam bertetangga adalah sebagai berikut:
1. Memberi Salam dan Menyapa
Orang-orang yang bertetangga dianjurkan untuk memberi salam dan saling menyapa. Jika saat buru-buru paling tidak kita berikan senyuman sehingga tidak dikatakan sombong. Dan barang siapa yang menyapa atau memberi salam terlebih dahulu maka akan diberi kemuliaan dari Allah SWT.
2. Memuliakaan Tetangga
Pada dasarnya tetangga itu sangat dibutuhkan maka dari itu kita harus semaksimal mungkin untuk berbuat baik kepada tetangga. Sebagaimana Rasulullah Saw bersabda:
خَيْرُ ْلاَصْحَابِ عِنْدَ اللهِ خَيْرُهُمْ لِصَاحِبِه ، وَخَيْرُ الْجِيْرَانِ عِنْدَاللهِ خَيْرُهُمْ لِجَارِه
“Sebaik baik teman di sisi Allah adalah yang paling baik kepada teman temannya, dan sebaik baik tetangga di sisi Allah adalah yang paling baik kepada tetangganya.” (HR. At Tirmidzi no. 1944)
Diharamkan bagi siapa saja yang melakukan permusuhan terhadap tetangga baik itu dengan ucapan maupun perbuatan. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ
“Demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman.” Mereka (para sahabat) bertanya, “Siapa wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Orang yang tetangganya tidak merasa aman dari keburukan dirinya.” (HR. Muslim no. 2625)
3. Tidak Berbicara Lama-Lama
Hidup bertetangga pasti tidak terlepas dari berbicara, namun sebaiknya pembicaraan tersebut jangan terlalu lama karena ditakutkan akan jadi ghibah atau menggunjing sehingga akan menimbulkan fitnah.
4. Tidak Banyak Bertanya
Maksudnya adalah tidak terlalu mengurusi orang lain atau bahasa sekarang nya adalah kepo. Bertanyalah sewajarnya saja untuk sekedar saling sapa, dan tidak terlalu banyak pertanyaan yang tidak seharusnya kita tanyakan.
5. Memperhatikan Hak Tetangga (Yang Paling Dekat)
Orang yang paling berhak menerima kebaikan kita adalah tetangga yang paling dekat. Sebagaimana Aisyah berkata: ” Aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku memiliki dua tetangga, kepada siapa dari keduanya aku memberikan hadiah?’ Beliau menjawab,
إِلَى أَقْرَبِهِمَا مِنْكَ باَباً
“Kepada yang paling dekat pintunya darimu di antara keduanya.” (HR. Bukhari no. 6020).
6. Tidak Pelit Terhadap Tetangga
Pelit yang dimaksud adalah pelit yang tidak memberikan sedikit halaman kita terkena sesuatu milik tetangga. Karena kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi suatu saat nanti, bisa saja kita yang akan membutuhkannya. Rasulullah Saw bersabda
لاَ يَمْنَعْ أَحَدُكُمْ جَارَهُ أَنْ يَغْرِزَ خَشَبَةً فِى جِدَارِهِ
“Janganlah seorang tetangga melarang tetangganya untuk menancapkan sebuah (kayu) di temboknya.” (HR. Bukhari no. 2463 dan Muslim no. 1609)
7. Bersedekah Pada Tetangga
Bersedakah pada tetangga dapat dilakukan dengan cara saling memberi makanan jika ada, sehingga dapat mempererat hubungan tetangga dengan baik agar tidak menimbulkan permusuhan.
يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا طَبَخْتَ مَرَقَةً فَأَكْثِرْ مَاءَهَا وَتَعَاهَدْ جِيرَانَكَ
“Wahai Abu Dzar, jika kamu memasak sayur (daging kuah) sebaiknya perbanyaklah airnya dan berilah tetanggamu” (HR. Muslim).
8. Menjaga Rahasia Tetangga
Sebagai seorang muslim kita harus bisa saling menjaga aib saudara kita. Begitu juga dengan tetangga, kita harus bisa menjaga aib dan tidak boleh menyebarkan rahasia atau aib tetangganya. Sebagaimana dalam hadits Anas bin Malik
أَسَرَّ إِلَيَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سِرًّا فَمَا أَخْبَرْتُ بِهِ أَحَدًا بَعْدَهُ وَلَقَدْ سَأَلَتْنِي أُمُّ سُلَيْمٍ فَمَا أَخْبَرْتُهَا بِهِ
Nabi pernah membisikkan suatu perkara rahasia kepadaku, maka hal itu aku tak akan kuceritakan kepada siapapun. Dan sungguh Ummu Sulaim pun pernah bertanya tentang rahasia tersebut, namun aku tak menceritakannya. [HR. Bukhari No.5815].
9. Ikut Bersuka Cita Saat Tetangga Memperoleh Kebahagiaan & Ikut Berduka Cita Dalam Keadaan Berduka
Jika tetangga kita memperoleh suatu kebahagiaan maka datanglah untuk ikut bersuka cita, jika sedang sakit maka tanyalah dan jenguklah, jika ada kabar duka maka datanglah untuk menghibur. Rasulullah bersabda “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik akhlaknya” (HR. Bukhari no.6035)
10. Tidak Menutup Pintu Terhadap Tetangga
Aku telah mendengar Rasulullah bersabda, ‘Berapa banyak tetangga yang bergantung kepada tetangganya, dia berkata, ‘Wahai Rabbku, tanyalah orang ini, kenapa dia menutup pintunya dariku, lalu mencegahku mendapatkan kelebihannya.” [HR. Bukhari dalam al-Adab al Mufrad no. 111]
11. Tidak Kenyang Sendiri
Rasulullah Saw bersabda melalui hadits Ibnu Abbas ra
لَيْسَ الْمُؤْمِنُ الَّذِي يَشْبَعُ وَجَارُهُ جَائِعٌ إِلَى جَنْبِهِ
“Bukanlah seorang mukmin (sejati) yaitu orang yang kenyang sementara tetangganya kelaparan di samping (rumah)nya.” [Lihat As Silsilah As Shahihah no. 149]
12. Tidak Mengganggu Saat Istirahat
Menganggu dalam arti melakukan hal-hal yang membuatnya terganggu, seperti menghidupkan musik yang terlalu keras, menghidupkan mercon dan lain sebagainya.
Diharamkan bagi seorang muslim mengganggu tetangganya. Apalagi saat jam istirahat, misalkan malam hari atau jam tidur siang. Hal ini telah disabdakan Rasulullah, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah dia mengganggu tetangganya.” (HR. Bukhari no. 6018 dan Muslim no. 47).
13. Amar Ma’ruf Nahi Munkar atau Menasehatinya
Dianjurkan bagi kita untuk saling menasehatinya kepada hal kebaikan dan mencegahnya dari kemungkaran ataupun keburukan dengan sikap yang bijak dan penuh hikmah. Jangan mengumbar kekhilafannya dan jangan senang ketika melihat kekeliruannya. Hendaknya menutup mata dari melihat kekhilafannya atau kesalahannya.
Demikianlah penjelasan materi singkat mengenai; 13 Adab Bertetangga Dalam Islam Beserta Dalilnya Lengkap. Semoga materi ini bermanfaat dan menambah wawasan. Terimakasih atas kunjungannya.